Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan dalam memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-75 RI di saat pandemi COVID-19, ada tiga tantangan yang perlu dihadapi bangsa.

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid dalam rilisnya yang diterima di Jakarta, Minggu, menyebutkan tiga tantangan tersebut yakni darurat kesehatan, masalah perekonomian dan dunia pendidikan.

Masalah kesehatan saat ini karena belum adanya vaksin untuk COVID-19. "Saat ini dunia menunggu vaksin,” kata Wakil Ketua MPR yang akrab disapa Gus Jazil itu.

Baca juga: Bamsoet: Jadikan momentum HUT RI untuk merdeka dari COVID-19
Baca juga: Menyemarakkan HUT ke-75 Kemerdekaan RI ala Rumah Bakau Jayapura
Baca juga: Ziarah di makam pahlawan Laksamana Keumalahayati digelar pejabat Aceh


Kemudian permasalahan perekonomian. Menurut Gus Jazil, pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk menangani masalah tersebut .

"Yang tidak boleh dilupakan adalah dunia pendidikan. Saya menyebut pemerintah kurang peduli dalam masalah pendidikan dibanding dengan masalah kesehatan dan ekonomi,” kata dia.

Dalam masa pandemi menurut dirinya siswa sekolah menempuh pembelajaran jarak jauh atau PJJ, namun Gus Jazil mempertanyakan seberapa efektif cara itu untuk dunia pendidikan.

Dirinya mengandaikan Indonesia bisa pulih dan tumbuh perekonomiannya, namun bagaimana bila ekonomi membaik namun generasi yang ada tidak mendapat pendidikan yang memadai.

“Kita ingin menjadi bangsa yang kuat ekonomi, otak cerdas dan berbadan sehat. Ketiga hal tersebut sebenarnya dialami oleh banyak negara dan mereka sekarang sedang mencari metode khusus untuk menangani," kata dia lagi.

Dalam bidang kesehatan dan perekonomian kata dia pemerintah sudah jelas kebijakannya namun dalam dunia pendidikan malah belum terlihat secara nyata.

“Hanya melihat PJJ. PJJ yang dikatakan hanya diikuti 30 persen dari 86 juta peserta didik, artinya ini darurat pendidikan,” ucapnya.

Selama satu semester menurut Gus Jazil sudah tidak ada pendidikan, untuk mengatasi persoalan itu perlu sikap, tindakan, dan kebijakan.

“Kita tidak tahu kapan pandemi berakhir. Kalau selama satu tahun dunia pendidikan tutup dalam arti tidak ada kebijakan baru, tidak ada metode baru, tentu akan ada masalah buat anak didik kita ke depan," kata Wakil Ketua MPR itu.

Pemerintah diharapkan melakukan langkah-langkah penting dalam dunia pendidikan. Dia menilai perlu ada kurikulum baru dalam masa pandemi.

“Saya mengingatkan kepada pemerintah jangan abai kepada sektor pendidikan. Meski ada PJJ hal demikian banyak tantangannya, ada guru yang belum akrab dengan gawai, PJJ selama ini hanya untuk mengingatkan agar para siswa belajar," kata Gus Jazil.

Dalam masalah ekonomi, ia menyebut pemerintah sudah membentuk Tim Pemulihan Ekonomi Nasional. Secara fakta memang tidak ada harapan perekonomian tumbuh, hal demikian tidak hanya dialami Indonesia namun juga dunia.

Paling penting dilakukan menurut Gus Jazil adalah menahan agar perekonomian tidak jatuh. Untuk itu dirinya menyarankan penting menangani persoalan perekonomian untuk tidak terjun bebas menjadi lebih minus.

"Sulit perekonomian tumbuh meski pemerintah sudah memiliki skema-skema di bidang perekonomian, perbankan, UMKM, dan bagi-bagi sembako," kata dia.

Ia menyebut perekonomian tidak tumbuh tidak apa-apa karena semua negara tidak mempunyai kekuatan untuk tumbuh. Minimal perekonomian Indonesia stabil dan tidak minus.

“Paling penting juga adalah bagaimana jangan sampai rakyat kelaparan,” ucapnya.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: M Arief Iskandar
COPYRIGHT © ANTARA 2020