Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman menilai buku "Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century" karya George Junus Aditjondro hanya sekedar mencari sensasi dan penulisnya harus bisa mempertanggungjawabkan kebenaran informasi itu.

"Jujur saja saya sendiri belum membaca buku itu. Tapi kalau melihat penggalan-penggalannya sudah bisa ditebak kemana arahnya," katanya kepada pers di Gedung DPR/DPD Jakarta, Senin.

Menurut Irman, penyelidikan DPR atas kasus Bank Century melalui hak angketnya saja belum selesai bekerja sehingga kesimpulan akhir atas kasus tersebut juga belum bisa diketahui.

Karenanya, ia menambahkan, kalau buku George Aditjondro itu tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya, maka sama artinya dengan gosip atau bahkan menebar fitnah.

"Itu sangat berbahaya, apalagi juga menyangkut kepala negara yang jadi simbol negara," tegasnya.

Dia juga memgemukakan, sebagai salah satu pimpinan lembaga negara ia tidak menghendaki simbol-simbol negara dijadikan bahan fitnahan.

Irman mengatakan bahwa dalam berdemokrasi itu ada ruang untuk berekspresi, seperti menerbitkan buku-buku, oleh setiap warga negara. Namun, hal itu tentunya harus dilakukan atas dasar tanggungjawab dan etika.

"Kalau tidak ada data-data yang bisa dipertanggungjawabkan dan juga etika dari setiap buku yang ditulis atau informasi yang dilemparkan ke publik, maka setiap orang bisa saja melemparkan fitnah kepada pihak lainnya untuk satu kepentingan tertentu.
Jangan sampai pula terjadi penghakiman melalui media, padahal belum tentu orang yang dituding itu bersalah," katanya.

Irman kemudian membandingkan penulisan buku hasil investigasi skandal "watergate" di AS oleh wartawan disana yang seluruh datanya didasarkan pada hasil investigasi mendalam dan bukan sekedar asumsi-asumsi atau perkiraan.(*)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009