Beijing (ANTARA News/AFP) - China memutuskan untuk mengizinkan kembali akses internet dan telefon serta mencabut larangan mengenai layanan pesan singkat (SMS) dan telefon internasional di Xinjiang, beberapa bulan setelah aksi kekerasan mematikan di wilayah minoritas Muslim itu.

Kantor berita resmi China, Xinhua, mengutip pejabat setempat mengatakan bahwa pihak berwenang telah membuka kembali sebagian akses internet dan mengizinkan laman internet suratkabar People`s Daily.

"Menurut sumber yang dapat dipercaya, pemerintah akan membuka kembali akses internet dan akses SMS telepon genggam, begitu pula pelayanan telepon internasional," kata laporan itu.

Bentrokan berdarah meletus di ibu kota Xinjiang, Urumqi, pada 5 Juli lalu, yang melibatkan antara etnis Muslim dan etnis mayoritas Han.

Bentrokan itu menewaskan 197 orang, menurut data resmi pemerintah, yang merupakan aksi kekerasan etnis terburuk di China dalam beberapa dasawarsa terakhir.

Pemerintah segera mengambil tindakan tegas, dan informasinya mengenai aksi kekerasan etnis itu cepat menyebar keluar negeri.

Pemerintah mengatakan kaum teroris, separatis dan ekstrimis keagamaan menggunakan internet dan SMS untuk menyebarkan rumor yang mengakibatkan timbulnya kekerasan pada Juli tersebut.

Namun penduduk di Xinjiang komplain bahwa mereka masih terisolasi dari dunia luar akibat tertutupnya akses internet dan telepon jarak jauh, dan bahkan aktivitas ekspor perdagangan dari wilayah itu masih dilakukan lewat wilayah lain di China.

"Situasi keamanan umumnya di kawasan itu kondusif, dan partai lokal dan pemerintah telah memutuskan untuk secara bertahap membuka akses komunikasi mulai 28 Desember 2009 setelah mendapat restu dari pemerintah pusat," kata laporan itu.
(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009