Ambon (ANTARA News) - Pemerintah dan masyarakat Maluku berduka cita dan merasa kehilangan atas wafatnya Abdurrahman Wahid yang dianggapnya sebagai salah seorang guru bangsa.

"Sebagai keluarga besar bangsa Indonesia kita akan mengakhiri tahun 2009 dengan duka cita yang sangat dalam menyusul wafatnya Gus Dur," kata Gubernur Maluku, Karel Albert Ralahalu, di Ambon, Kamis.

Mantan Presiden RI ke-4 ini dianggap salah satu guru bangsa yang selama ini gigih berjuang untuk tegaknya nilai - nilai kemanusiaan.

"Gus Dur tokoh pluralisme nasional yang teruji kapabilitasnya sehingga disenangani maupun segani masyarakat," ujar Gubernur.

Gubernur atas nama pemerintah dan masyarakat Maluku mendoakan semago almarhum diterima di sisi Tuhan Yang maka Kuasa.

Kepada keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan ketabahan untuk menghadapi berbagai cobaan.

Pemerintah dan masyarakat Maluku juga mengucapkan turut belasungkawa yang dalam atas wafatnya Frans Seda yang dalam kepemimpinan Presiden Soeharto dipercayakan sebagai Menko Ekonomi.

"Kami juga merasa kehilangan salah seorang ekonom nasional dan cendekiawan senior Indonesia yang konstribusinya strategis dalam membangun sektor perekonomian di tanah air," kata Gubernur.

Karena itu, Gubernur menginstrusikan kegiatan "old and new" yang dipusatkan di monumen perdamaian dunia di taman pelita kota Ambon pada 31 Desember 2009 tepatnya pukul 24:00 WIT meniadakan pentasan musik dandut.

"Indonesia sedang berkabung nasional sehingga kegiatan pentas musik ditiadakan. Saya telah arahkan `old and new` ditandai dengan pembakaran kembang api," ujarnya.

Gubernur Ralahalu dan muspida Maluku serta Wali kota Ambon, Jopi Papilaja dijadwalkanmenabuh gong perdamaian dunia menandai berakhirnya tahun 2009.
(*)

Pewarta: ferly
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009