Jeddah (ANTARA News) - Industri media cetak di Arab Saudi akhir-akhir ini menghadapi tantangan berat akibat anjloknya pemasukan dari iklan, persaingan dengan berita berbasis web dan semakin meningkatnya popularitas citizen journalism lokal.

Arabnews Jumat melaporkan, di Arab Saudi saat ini ada lebih 30 koran online dibandingkan dengan hanya 13 surat kabar. Hal ini kemungkinan terjadi karena banyak pengelola surat kabar menilai bahwa membuat surat kabar online lebih murah ketimbang mencetak.

Sementara itu, sejumlah wartawan media cetak, baik pekerja penuh atau paruh waktu (freelance) juga mulai melirik kesempatan menjadi kontributor media online.

Pemred koran Al-Hayat Jamil Al-Diyabi menyebutkan, industri media cetak bagaikan "orang sakit" yang menghadapi sejumlah tantangan termasuk dari "citizen journalism" yang terbukti telah menjadi sumber informasi bagi media cetak.

"Ini wujud jurnalisme baru yang menunjukkan bahwa publik mampu langsung merespon apa yang berdampak pada mereka dan lingkungan mereka, ".

Media cetak, sambungnya, harus lebih interaktif agar pembaca mereka dilibatkan, sementara saluran informasi baru melalui citizen journalisme menjadi lebih menjanjikan.

Media online juga sering terbukti cekatan memerangi praktek korupsi, juga dalam berkomunikasi dengan badan-badan pemerintah, begitu pula dengan pembacanya.

Walau sejumlah pembaca masih setia pada media cetak, terdapat gap antara generasi tua dan generasi muda yang lebih menyukai media online yang lebih interaktif.

Yang masih membuat surat kabar bergengsi, menurut Al-Diyabi, bukan pemberitaannya, melainkan opini kolumnisnya. "Hanya kolumnis yang membuat surat kabar mampu bersaing, sehingga walapun tinggi bayarannya, surat kabar memerlukan seorang kolumnis vokal dan kritis.

Sementara Pemred koran online Sabq, Muhammad Al-Shihri juga mengakui bahwa koran cetak mengalami saingan berat dari media online.

"Mereka telah menjadi kantor berita bagi mereka sendiri, " ujarnya seraya menambahkan, media online menyediakan isu-isu atau lead yang dapat dikembangkan terus, lagipula, berbeda dengan media cetak, media online lebih leluasa menurunkan artikel atau laporan investigasi yang panjang.

Al-Shihri juga menepis anggapan seolah-olah pemberitaan media online kurang kredibel, jika itu terjadi kemungkinan karena ada berita web yang bersumber dari forum forum atau blog sehingga kemungkinan tercampur dengan informasi yang tidak akurat.

Walaupun media cetak berupaya mengembangkan isu-isu baru, Al-Shihri yakin bahwa media cetak akan menemui kegagalan, mengingat media online dapat menyiarkan berita secara real time, sementara koran cetak hanya bisa terbit sekali sehari.

Ia menambahkan, reporter media cetak sering mencek dulu berita di media online sebelum ia menurunkan berita yang ditulisnya.

"Ada juga reporter (media cetak-red) yang tidak ke lapangan mencari berita, melainkan tergantung pada press rilis atau hanya menunggu kiriman fax dari narasumber.Ini tidakprofesional, " ujarnya.

Sementara Profesor media di Universitas Raja Abdula ziz Dr. Saud Khatib sependapat dengan Al-Diyabi bahwa perbedaan antara media cetak di Arab Saudi hanya pada kolumnisnya.

Namun menurut dia, tahun 2009 dimana banyak terjadi peristiwa penting di Arab Saudi seperti konflik bersenjata dengan negara tetangga Yaman, gempa bumi di Al-Ais dan air bah di Jeddah, ikut sedikit mndongkrak penjualan koran-koran lokal yang sedang berjuang untuk hidup.

Khatib juga mengamini pandangan Al-Diyabi bahwa media cetak menhghadapi tantangan serius dari koran berbasis internet, sementara jaringan web komunitas seperti facebook, twitter atau Myspace juga merupakan pesaing baru bagi media cetak.

"Koran berbasis internet menyampaikan pesan pada koran cetak lokal untuk berubah dan bergerak cepat karena koran Online juga semakin ekslusif, " ujarnya.

Menteri Penerangan Abdul Aziz Khoja, tuturnya, baru-baru ini menulis artikel yang diterbitkan secara ekslusif di sebuah online terkemuka.

Khatib menuturkan, pemberitaan mengenai musibah air bah yang terjadi di kawasan Jeddah baru-baru ini menunjukkan kuat dan pentingnya peranan yang dimainkan oleh meia online.

"Media online membuat warga biasa menjadi reporter, sementara media cetak memperoleh informasi dari media online, " tutur Khatib.

"Hal ini memaksa sejumlah media cetak meluncurkan pelayanan berita SMS. Koran cetak merupakan raja media tetapi agaknya mahkotanya menjelang jatuh, "kata Khatib.
(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010