Bogor (ANTARA News) - Umat Katholik bersama badan sosial lintas agama (Basolia) Kota Bogor, Jawa Barat, mengisi pergantian tahun dengan berdoa untuk mantan presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Gereja Katedral di kota itu, Kamis malam.

Tokoh lintas agama yang ikut berdoa bersama itu antara lain H Zaenal Abidin mewakili umat Islam, Darwin Darwaman dari Protestan, Johan Freinky dair Budha, I Wayan Suastika dari Hindu, Thung Tjong He dari Konghucu, dan pemimpin umat Khatolik Kota Bogor Mgr Michael Angkur.

Menurut Mgr Michael Angkur di Bogor Jumat, umat lintas agama di Kota Bogor telah memiliki wadah silaturahim dan komunikasi yang sudah melembaga dalam Basolia.

Basolia memiliki banyak kegiatan baik terkait dengan pencerahan umat melalui penguatan toleransi dalam kehidupan beragama, membangun tradisi saling menghormati atas keragaman dan perbedaan keyakinan hingga menggagas kegiatan sosial untuk masyarakat tanpa dibatasi agama, ras, maupun golongan.

Wafatnya Gus Dur merupakan kehilangan besar bagi para penggiat Basolia, karena semasa hidup ia dinilai telah banyak memberikan teladan dan inspirasi bagi keharmonisan hubungan antarumat beragama.

Hal itulah yang mendorong pihak Basolia bersama Gereja Katedral untuk menggelar bersama, yang dipusatkan di gereja terbesar di Kota Bogor yang berlokasi di Jalan Kapten Muslihat tersebut.

"Kami ikut merasa kehilangan Gus Dur. Beliau guru dan sosok bapak bangsa yang penuh teladan, yang memiliki andil besar dalam menciptakan kerukunan antarumat beragama di Indonesia," tegas Michael Angkur.

Zaenal Abidin dari Islam menegaskan, Gus Dur merupakan tokoh besar bangsa Indonesia yang sulit dicarikan tandingan atau penggantinya. Gus Dur bukan hanya Nahdlatul Ulama (NU) atau umat Islam saja, namun telah menjadi milik bangsa Indonesia yang terdiri dari ragam agama dan ras.

"Gus Dur merupakan benteng pemersatu kehidupan umat beragama di Indonesia. Semua elemen bangsa merasakan kehilangan beliau. Tak heran bila kepergiannya menjadi duka bagi semua," ujar dia.

Doa bersama yang digagas Basolia bersama Gereja Katedral sebagai bentuk penghormatan terakhir atas jasa besar yang pernah disumbangkan Gus Dur semasa hidup. Sumbangan nyata yang diberikan Gus Dur kepada bangsa ini tidak akan pernah lekang oleh waktu, sehingga hingga kapanpun akan selalu dikenang umat manusia.

"Kami merasa sangat kehilangan Gus Dur. Sosok beliau tidak ada penggantinya. Namun kami yakin cita-cita besar perjuangan beliau akan dilanjutkan oleh semua elemen bangsa, karena semua pihak sudah menyadari

pentingnya hidup berdampingan penuh toleransi dalam suasana keragaman," katanya.

Ketua Makin Kota Bogor, Thung Tjong He, menambahkan umat Konghucu menyampaikan duka yang mendalam atas wafatnya Gus Dur. Jasa yang pernah diberikan tidak akan pernah dilupakan umat Konghucu hingga kapanpun.

Semasa menjadi presiden, Gus Dur menetapkan hari raya Imlek Konghucu sebagai hari libur nasional. Selain itu Gus Dur juga mengeluarkan kebijakan mengakui Konghucu sebagai agama yang sah yang diakui negara.

"Kami mendo`akan yang terbaik bagi Gus Dur. Semoga beliau mendapatkan surga tuhan," katanya.
(*)

Pewarta: ricka
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010