Brisbane (ANTARA News) - Hujan deras yang mengguyur Brisbane, Sabtu siang, tidak menyurutkan langkah ratusan warga Australia dari beragam usia, keyakinan, dan warna kulit untuk menyuarakan dukungan mereka pada kemerdekaan bangsa Palestina dan mengutuk kejahatan kemanusiaan Israel di Jalur Gaza.

Mereka berulang kali berteriak "Free, Free Palestine" (Bebaskan, Bebaskan Palestina) mengikuti komando seorang aktivis muda yang berbicara di bawah sebuah tenda kecil yang dipenuhi anak-anak dan orang tua yang ingin berteduh dari hujan.

Para peserta demonstrasi damai yang berlangsung di taman Queen kota Brisbane itu tak beranjak dari taman walaupun hujan terus mengguyur tubuh mereka. Puluhan balon gas warna-warni yang dijual kepada peserta unjuk rasa dengan harga satu dolar Australia per balon menyemarakkan suasana.

Banyak di antara para peserta mengenakan syal khas Palestina. Mereka pun membentang dan melambai-lambaikan bendera Palestina, Turki dan Arab Saudi. Anak-anak dan remaja mengusung plakat berisi kecaman terhadap aksi pendudukan dan kejahatan kemanusiaan Israel terhadap rakyat Palestina.

Di antara belasan plakat dan spanduk tersebut berbunyi "Israel is the Real Terrorist" (Israel teroris yang sebenarnya), "What is the Difference Between Zionist and Nazi?" (Apa bedanya Zionis dan Nazi?), "Stop Bombing Kids" (Hentikan Pemboman Anak-Anak", dan "USA-Israel Axis of Evil" (Amerika-Israel Poros Setan).

Aksi demonstrasi yang berlangsung sekitar satu jam di taman Queen yang terletak di simpang jalan Elizabeth dan George itu hanya dijaga dua orang polisi. Kedua aparat kepolisian Queensland itu tampak santai.

Di antara para aktivis yang menyampaikan kampanye perdamaiannya adalah Phil Monsour, musisi yang terkenal dengan albumnya bertajuk "The Empire`s New Clothes", musisi pro-perdamaian, David Rovics, Advokat Publik "Australians for Palestine", Michael Shaik.

Phil Monsour menghibur para peserta aksi unjuk rasa yang rela berdiri di tengah guyuran hujan dengan lagu berjudul "Sing Your Song" yang merupakan salah satu dari 13 lagu dalam albumnya "The Empire`s New Clothes".

"Saya dedikasikan lagu ini buat ribuan orang tercinta yang sedang berbaring di rumah-rumah sakit tanpa obat. Saya dedikasikan lagu ini untuk perdamaian, keamanan, dan hak rakyat Palestina untuk berjuang," katanya sebelum membawakan lagu itu dengan gitarnya.

David Rovics kembali memompa semangat ratusan orang yang berkumpul dengan sebuah lagu tentang kisah dinding apartheid di wilayah Palestina yang diduduki Israel.

Sementara itu, Michael Shaik dari "Australians for Palestine" antara lain meminta warga Australia yang prihatin dengan nasib rakyat Palestina dan anti-kejahatan kemanusiaan Zionis Israel agar menyurati para anggota Parlemen Australia.

"Perjuangan rakyak Palestina sejatinya adalah perjuangan melawan rasisme di Abad ke-21," katanya.

Seruan yang sama juga disampaikan seorang aktivis muda pro-Palestina, Ibrahim. Ia juga meminta warga Australia yang prihatin dengan nasib rakyat Palestina agar menyuarakan pandangan mereka melalui para politisi dan anggota parlemen di daerah mereka.

Ibrahim mengatakan, lobi-lobi jaringan komunitas Yahudi dan Israel di Australia sangat kuat dan ikut memengaruhi suara pemerintah. Media massa setempat juga masih cenderung "bias" dalam pemberitaannya tentang isu Palestina-Israel.

Aksi demonstrasi damai yang berlangsung dari pukul 12.30 hingga 13.35 waktu Brisbane dan mendapat dukungan Forum Publik "Direct Action for Socialism in the 21st Century" dan "Venezuala Cuba Solidarity Club" Universitas Griffith itu diakhiri dengan pelepasan puluhan balon warna-warni ke udara.  (*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2009