Kabul (ANTARA News/AFP) - Parlemen Afghanistan, Sabtu, menolak sebagian besar orang yang dicalonkan Presiden Hamid Karzai menajdi anggota kabinetnya, lapor televisi milik pemerintah.


Dari seluruh 24 calon, hanya tujuh yang disetujui dalam pemilihan rahasia oleh lebih dari 200 anggota parlemen, dalam proses yang tampaknya untuk merusak wibawa presiden itu.


"Dari 24 calon yang diperkenalkan pada parlemem, tujuh berhasil dalam mendapatkan mosi kepercayaan Anda," kata ketua parlemen Mohammad Yunus Qanoni usai penghitungan suara berakhir.


Ketujuh calon yang mendapatkan persetujuan itu termasuk mereka yang telah disetujui para pendukung Karzai di masyarakat internasional sebagai teknokrat yang cakap dan bersih.


Mereka yang ditolak termasuk seorang komandan, Ismail Khan, yang Karzai calonkan untuk jabatan kementerian perairan dan energi, yang dianggap secara luas sebagai hadiah karena mendukung Karzai dalam pemilihan presiden yang dinodai kecurangan Agustus.


Juga telah ditolak, dengan mengejutkan, satu-satunya wanita yang dicalonkan ke jabatan kabinet, menteri urusan perempuan yang sedang menjabat Husn Banu Ghazanfar, yang kalah dengan hanya dua suara, menurut hitungan televisi itu.


Mereka yang disetujui adalah calon kementerian pertahanan, pertanian, dalam negeri, keuangan, pendidikan, kebudayaan serta pertambangan dan industri.


Karzai berharap bisa merampungkan kabinetnya sebelum konferensi internasional yang dijadwalkan berlangsung di London pada 28 Januari untuk membicarakan masa depan Afghanistan.


Guru besar ilmu hukum Universitas Kabul Nasrullah Stanikzai menyatakan angka penolakan yang besar itu menunjukkan bahwa Karzai tidak sepenuhnya memikirkan daftarnya --yang dikumpulkan di bawah tekanan hebat dari pendukung internasionalnya-- sebelum menyampaikannya pada parlemen bulan lalu.


"Karzai tidak memikirkan dengan cukup jelas mengenai daftar yang ia sampaikan, ia di bawah banyak tekanan," kata Stanikzai.


Menteri-menteri tanpa persetujuan parleman akan dipimpin oleh wakil-wakil menteri hingga para menteri disetujui, katanya, dan menambahkan bahwa angka penolakan yang tinggi akan memiliki dampak negatif pada menteri yang akan ke konferensi London. (*)

Pewarta: ferly
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010