Denpasar (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai telah mendobrak negara-negara yang selama ini menghambat ekspor dari Indonesia, termasuk hasil perikanan dan kelautan.

"Ekspor hasil perikanan Indonesia ke Uni Eropa dikenakan pajak bea masuk sebesar 9,5 persen, sementara produk serupa dari Vietnam bebas," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad di Pelabuhan Benoa, Bali, akhir pekan lalu.

Ketika bertemu dengan pengusaha dari Asosiasi Tuna Longline Indonesia (ATLI) di Bali, dia mengatakan hambatan dan kendala yang dihadapi Indonesia dalam menerobos pasaran mancanegara segera akan diatasi.

"Kepala Negara mempunyai komitmen yang besar untuk itu, agar berbagai jenis matadagangan Indonesia, termasuk perikanan dan kelaut mampu bersaing di dunia internasional," ujar Fadel.

Departemen Perikanan dan Kelautan dan para pengusaha perikanan akan merumuskan langkah untuk menembus pasar luar negeri, sedangkan berbagai kendala dievaluasi untuk mencari jalan keluarnya.

"Jika masalahnya menyangkut antarnegara itu akan disodorkan kepada Presiden SBY untuk membicarakan dengan kepala negara bersangkutan," tutur Fadel.
Dia berharap Indonesia menjadi penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada 2015. (*)

Pewarta: ferly
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010