Timika (ANTARA News) - Situasi keamanan di Kwamki Lama, Kelurahan Harapan, Timika, Papua sampai saat ini masih memanas dan salah seorang warga yang terkena anak panah, Albert Mom (32) akhirnya meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika pada Senin (4/1) malam.

Dari Timika, ANTARA News melaporkan, pada Selasa pagi dua kelompok yang bertikai kembali terlibat aksi saling serang dengan menggunakan senjata tajam berupa panah, parang, tombak, katepel dan senapan angin di sekitar Kios Panjang Kwamki Lama.

Mom yang merupakan warga kelompok atas itu meninggal dunia setelah lehernya tertembus anak panah.

Empat korban masih dirawat di RSMM Timika, salah seorang diantaranya masih dalam kondisi kritis di Unit Gawat Darurat (UGD) rumah sakit milik Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) itu.

Saat ini massa dari kubu atas wilayah Jalan Mambruk Kwamki Lama masih berkumpul di Kios Panjang untuk melakukan upacara pembakaran jenazah Albert Mom.

Kapolres Mimika, AKBP Muhammad Sagi dan Dandim 1710 Mimika Letkol Inf Refrizal terlihat masih berada di Kwamki Lama untuk membantu menenangkan kedua kubu yang bertikai.

Aksi saling serang antara kelompok bawah dan atas di Kwamki Lama terjadi mulai pukul 05.30 WIT mengakibatkan enam warga terluka terkena anak panah.

Guna mengamankan situasi, aparat keamanan terus dikerahkan ke Kwamki Lama. Pada Selasa pagi sekitar satu pleton anggota Brimob dari Detazemen B Polda Papua di Timika dikerahkan ke Kwamki Lama untuk memback-up satu kompi satuan Pengendali Massa (Dalmas) Polres Mimika yang sejak Senin petang berada di Kwamki Lama.

Pertikaian antara kedua kelompok yang bermula dari kasus perselingkuhan itu mengakibatkan arus transportasi dari Timika ke Kwamki Lama lumpuh total.

Para tukang ojek yang biasanya lalu lalang mengantar penumpang ke Kwamki Lama hanya berani menurunkan penumpang di jalan masuk sebelum Kwamki Lama. Sedangkan angkutan pedesaan ke wilayah yang rawan konflik itu sama sekali tidak beroperasi.

Tidak itu saja, pertikaian antar kedua kelompok massa mengakibatkan anak-anak sekolah dan guru-guru SD Kwamki I harus libur dari aktivitas belajar-mengajar lantaran area konflik hanya berjarak puluhan meter dari gedung SD Kwamki I.  (*)

Pewarta: bwahy
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2010