Jombang (ANTARA News) - Budayawan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) bersama kelompoknya membacakan Al Fatihah, wirid, dan selawat di makam mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Selasa.

Dalam kesempatan itu, Cak Nun juga melantunkan dua selawat yang sering dikumandangkan Gus Dur ketika tampil di hadapan masyarakat yakni Selawat Badr dan Ilahilas.

"Nanti, sehabis tahlil, kita bacakan lagi selawat Gus Dur dan wirid-wirid untuk Gus Dur," katanya.

Menurut dia, Gus Dur bukan hanya tidak pernah korupsi, tapi Gus Dur bukan orang yang mempunyai apa-apa.

"Karena itu menjelang meninggal dunia pun, uangnya tinggal Rp200.000.00. Itulah Gus Dur," katanya.

Budayawan yang juga dekat dengan Gus Dur itu menyatakan kenyataan itu menunjukkan Gus Dur merupakan sosok yang tidak tertarik dengan apa-apa, karena Gus Dur justru lebih memikirkan kesejahteraan masyarakat, bukan dirinya.

"Karena itu, saya yakin Anda datang dengan capek-capek dari berbagai daerah di Indonesia ke Jombang bukan karena kebesaran Gus Dur, melainkan karena keihlasan Gus Dur. Mari kita teladani keihlasan Gus Dur, karena keihlasan itulah yang membuat kebesaran Gus Dur," katanya.

Dalam kaitan itu, katanya, Gus Dur dan keluarganya tidak memerlukan gelar pahlawan atau tidak. "Gelar pahlawan itu terserah Presiden, karena Gus Dur tidak memerlukan itu, apalagi keluarganya. Saya yakin mereka tidak akan mengemis gelar pahlawan itu," katanya.

Pandangan Cak Nun itu dibenarkan keponakan Gus Dur yang juga anak almarhum KH yusuf Hasyim (Pak Ud) yakni Gus Irfan Yusuf.

"Bagi kami, pengakuan masyarakat terhadap Gus Dur itu jauh lebih penting, bukan pengakuan kepahlawanan yang sifatnya official," katanya.
(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010