Jakarta (ANTARA News) - Jepang dan Indonesia menjajaki kerja sama di bidang teknologi komunikasi dan informasi (ICT) sebagai solusi untuk mengatasi ancaman perubahan iklim global.

"Kita melakukan pertemuan untuk menjajaki kemungkinan kerja sama di bidang ICT salah satunya untuk mengatasi perubahan iklim," kata Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring setelah bertemu dengan delegasi Jepang di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, soal teknologi, Jepang sudah puluhan langkah lebih maju daripada Indonesia sehingga Indonesia memiliki kesempatan untuk belajar dari negeri sakura soal penerapan ICT khususnya di bidang perubahan iklim.

Pihaknya melakukan pertemuan dengan delegasi Jepang yang dipimpin oleh Wakil Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang Masamitsu Naito.

"Kita akan tindak lanjuti kerja sama ICT dengan Jepang itu termasuk di dalamnya kerja sama untuk penanganan bencana alam, `early warning system` (sistem peringatan dini), sekaligus SDM (sumber daya manusia)-nya. Mereka sudah lebih maju, bahkan tsunami itu juga `diimpor` dari Jepang," kata Tifatul.

Tifatul mengatakan, pihaknya akan mengundang pihak Jepang untuk menindaklanjuti hasil pertemuan tersebut.

"Kita akan rancang pertemuan `business to business` dengan mereka," katanya.

Ia menambahkan, Jepang memiliki banyak kesempatan untuk berinvestasi di bidang teknologi komunikasi dan informasi di Indonesia.

Hal itu karena mulai banyak proyek-proyek di bidang ICT berkembang di tanah air mulai dari proyek Palapa Ring, desa berdering, desa internet, e-learning, e-business, hingga e-govt.

Menurut dia, sampai saat ini Indonesia masih sangat membutuhkan investor dalam bidang ICT.

Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri dan Komunikasi Jepang Masamitsu Naito mengatakan, pihaknya menjajaki kemungkinan menjalin kerja sama bidang ICT dengan RI antara swasta dan pemerintah secara terpadu.

"Bidang kerja sama yang kita bahas adalah teknologi dan pembangunan SDM, dan juga penggunaan teknologi ICT dalam penyelesaian masalah sosial seperti penanganan bencana dan perubahan iklim," katanya.(*)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010