Jakarta (ANTARA News) - Terpidana kasus suap, Artalyta Suryani mendapatkan kemudahan mengurus perusahaannya dari dalam rumah tahanan negara Pondok Bambu, Jakarta Timur.

"Memang ada fasilitas lain bagi Artalyta untuk menerima stafnya," kata Dirjen Pemasyarakatan, Departemen Hukum dan HAM, Untung Sugiono di Jakarta, Senin.

Untung menjelaskan hal itu terkait inspeksi mendadak yang dilakukan oleh Satgas Pemberantasan Mafia Hukum di rumah tahanan negara Pondok Bambu.

Satgas menemukan sejumlah ruangan yang dilengkapi fasilitas, seperti furniture, LCD TV, fasilitas pemutaran film, dan sebagainya.

Untung menjelaskan, kemudahan bagi Artalyta untuk mengurus perusahaan antara lain diberikan dalam bentuk penyediaan ruangan.

Ruangan itu terdapat di lantai dua kompleks perkantoran rumah tahanan. Menurut Untung, Artalyta biasa menggunakan ruangan itu untuk menemui keluarga dan karyawannya.

Untung membenarkan, ruang penerimaaan tamu sebenarnya terletak di bagian lain kompleks tersebut. Namun karena masalah kelebihan kapasitas, pihak rutan membuat kebijakan lain.

Menurut Untung, Artalyta memimpin sebuah perusahaan yang penting dan bergerak di bidang pelayanan publik, yaitu bisnis kapal penyeberangan penumpang.

Dia menjelaskan, Artalyta mempekerjakan antara 50 ribu hingga 80 ribu orang karyawan. "Sehingga perusahaan ini harus dikontrol karena untuk pelayanan publik," katanya.

Secara terpisah, Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM DKI Jakarta, Asdjuddin Rana mengakui ada kebijakan untuk membedakan fasilitas bagi warga binaan di rumah tahanan dan lembaga pemasyarakatan.

"Salah satu patokan untuk membedakan adalah status sosial," katanya.

Namun, Asdjuddin tidak menjelaskan secara rinci apa yang dimaksud dengan status sosial tersebut. Dia hanya menjelaskan pejabat negara, anggota TNI dan Polri akan diperlakukan secara berbeda.

"Terutama anggota TNI," katanya.

Asdjuddin menjelaskan, pembedaan itu terutama menyangkut pemisahan blok. Hal itu karena faktor keamanan para pejabat yang ditahan itu.

Ketika ditanya apakah Artalyta mendapat fasilitas khusus, Asdjuddin membantah. Dia menegaskan, pengusaha itu juga tidur di sel bersama tahanan lain. (*)

Pewarta: bwahy
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2010