Ambon (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Pattimura Ambon memprakirakan tinggi gelombang di sejumlah perairan Maluku bagian Tenggara berkisar 3,5 sampai enam meter.

"Tinggi gelombang 3,5 - 6 meter terjadi di laut Tanimbar, kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), laut Kei, kabupaten Maluku Tenggara serta laut Aru dan Arafura, kabupaten Kepulauan Aru berlaku 12 sampai 16 Januari 2010," kata Prakirawan BMKG Bandara Pattimura Ambon, Agi Wulanda Putra, di Ambon, Senin malam.

Kondisi cuaca yang buruk sehubungan gelombang tinggi, angin kencang dan dibarengi guntur dan kilat dengan intensitas hujan ringan hingga deras ini merupakan peringatan BMKG dilanjutkan sejak berlaku pada 3 Januari 2010.

"Kami juga telah memperingatkan pihak berkompoten, nakhoda, anak buah kapal (ABK) dan masyarakat pengguna transportasi laut agar mewaspadai gelombang di perairan Ambon, laut Buru, laut Seram dan Selat Manipa berkisar 1,5 - 2,5 meter," ujar Agi.

Dia juga mengingatkan soal kecepatan angin dengan terpaan di atas 40 Km per jam.

Ia menganalisa kemungkinan intensitas hujan sedang hingga deras terjadi di laut Maluku, laut Buru, laut Ambon, laut Seram, laut Geser dan perairan Kei. Sedangkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang kemungkinan terjadi di kabupaten Kepulauan Aru.

"Jadi masyarakat hendaknya tidak memaksakan diri untuk berlayar dengan kondisi cuaca buruk, makanya Adpel Ambon, Benny Tangkuman sudah berkoordinasi untuk penerbitan Surat Izin Berlayar (SIB) kepada kapal perintis," ujar Agi.

Dia menambahkan, kondisi cuaca dengan gelombang berkisar 1,5 - 2,5 meter di laut Buru sehingga kapal motor penyeberangan (KMP) Tenny ditangguhkan keberangkatannya dari Ambon tujuan Namlea, ibu kota kabupaten Buru.

Sedangkan Adpel Ambon, Benny Tangkuman belum berani memberangkatkan dua kapal perintis tujuan kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) karena perlu berkoordinasi dengan BMKG Bandara Pattimura setempat soal kondisi cuaca.

"KM. Bandaneira dan KM. Maloli telah ditangguhkan keberangkatan sejak 7 Januari 2010 karena Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku memperingatkan kondisi cuaca buruk dengan gelombang di sejumlah perairan 4 - 5 meter," katanya.

Apalagi trayek pelayaran ke MBD itu harus melalui laut lepas sehingga sejak dini sebelum menerbitkan Surat Izin Berlayar (SIB) perlu berkoordinasi dengan BMKG bandara Pattimura Ambon.

Penangguhan keberangkatan dua kapal perintis itu karena gelombang tinggi, intensitas hujan di wilayah Maluku bagian Selatan dianalisa sedang hingga deras disertai angin berkecepatan 40 KM per jam dengan guntur dan petir.

"Saya tidak mau mengambil risiko, kendati peringatan dari BPBD Maluku batas waktunya hari ini (Senin), jadinya masih menunggu hasil koordinasi dengan BMKG bandara Pattimura Ambon," ujar Benny.

Sekiranya analisa BMKG menunjukkan tinggi gelombang kurang dari tiga meter, maka SIB diterbitkan bagi KM. Bandaneira dan KM. Maloli untuk berangkat tujuan MBD.

"Operator dua kapal perintis itu sudah mendesak untuk berangkat. Hanya saja bila terjadi musibah laut, maka Adpel Ambon pasti yang disalahkan sehingga SIB belum diterbitkan sambil menunggu cuaca baik," kata Benny Tangkuman.(*)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010