London (ANTARA News) - Lembaga pemeringkat internasional Moody`s pada Senin, memperkirakan pemulihan ekonomi dunia tahun ini akan berjalan "lamban" tetapi memperingatkan ada risiko penurunan prediksi.

"Moody`s terus mempercayai bahwa pemulihan yang lambat adalah skenario yang paling mungkin makro-ekonomi global," kata lembaga pemeringkat dalam laporannya seperti dikutip AFP.

"Dengan kata lain, kami percaya bahwa ekonomi global tidak akan pulih kuat pada 2010 dan 2011, melainkan kembali ke tren tingkat pertumbuhan, dengan berlanjutnya pengangguran dan defisit anggaran.

"Hal ini sejalan dengan skenario pemulihan berbentuk kait yang Moody`s perkenalkan pada Mei 2009 dan menetapkan bahwa krisis akan meninggalkan bekas luka, dengan banyak ekonomi tidak kembali ke produksi atau keluaran sebelumnya."

Prediksi dari pemulihan global berbentuk "pengait" terdiri dari penurunan curam diikuti oleh kemajuan ekonomi sangat lambat.

Lembaga menambahkan bahwa pemulihan tentatif tidak akan terwujud sendiri dalam rebound halus di seluruh dunia, menambahkan bahwa tingkat kegiatan ekonomi lebih rendah akan memiliki "dampak penting" pada kredit.

"Dalam ekonomi paling maju, pemulihan akan menjadi rapuh karena banyak headwinds - khususnya yang berhubungan dengan ekepektasi tantangan dalam sovereign risk pada 2010," tambah Pierre Cailleteau, Managing Director Moody`s Global Sovereign Risk Group, dalam laporannya.

Badan dunia itu mengatakan bank sentral dan pemerintah telah berusaha untuk mengamankan stabilitas keuangan dengan langkah-langkah stimulus radikal untuk memerangi krisis ekonomi global.

"Dunia telah lebih atau kurang secara diam-diam memilih stabilitas keuangan pada biaya dari vitalitas ekonomi - dan ini akan membuat penyerapan besar utang publik yang lebih menantang," Cailleteau memperingatkan.

Moody`s mengatakan telah mengidentifikasi tiga potensi risiko penurunan yang diprediksi dari pemulihan berbentuk pengait.

"Yang pertama adalah bahwa pemerintah dan bank sentral keluar dari kebijakan stimulus tinggi dalam mode kacau, yang menyebabkan peningkatan mendadak dalam suku bunga jangka panjang dan/atau penyesuaian mata uang yang tajam," kata Moody.

"Yang kedua adalah bahwa lembaga keuangan tidak mampu untuk membangun kembali modal penyangga pada kecepatan yang cukup untuk menahan ancaman sisa ekonomi dan keuangan.

"Yang ketiga dan paling tidak kemungkinan risiko penurunan adalah penurunan yang tidak terduga pertumbuhan China yang dinamis." Moody`s memperkirakan bahwa perekonomian China akan tumbuh 8,5-9,5 persen pada 2010 dan 2011.

Lembaga inu juga meramalkan bahwa ekonomi Inggris akan mengalami ekspansi antara 1,0-2,0 persen tahun ini dan 2,0-3,0 persen pada 2011. Perekonomian AS diperkirakan tumbuh 2,0-3,0 persen tahun ini dan 2,5-3,5 persen pada tahun berikutnya. (*)

Pewarta: handr
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010