Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR Marzuki Alie menyayangkan terjadinya insiden aktivis LSM mencaci Boediono, mantan Gubernur Bank Indonesia yang juga Wapres, saat berlangsungnya rapat panitia angket Bank Century di Gedung DPR Jakarta, Selasa.

"Kalau disitu (dalam peristiwa tersebut) ada indikasi pelecehan, ya ada aturannya dan kalau ada pasal yang dilanggar silakan diproses," ujarnya menjawab pertanyaan wartawan terkait peristiwa yang sempat mengejutkan anggota panitia angket Century DPR.

Sesaat sebelumnya, tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba saja seorang aktivis LSM yang menyaksikan jalannya rapat panitia angket di ruang KK I berteriak "Boedino Maling" saat Wakil Presiden tersebut sedang dicecar pertanyaan oleh anggota dewan.

Pria yang kemudian diketahui bernama Laode Kamaluddin (35), aktivis Komite Pemuda Anti Korupsi (KAPAK) tersebut meneriakkan hal yang sama sebanyak tiga kali.

Tidak lama berselang, sejumlah anggota Pamdal dan Paspampres yang berjaga-jaga di ruang sidang DPR itu segera menyergap orang itu dan membawanya keluar. Selanjutnya Laode dibawa ke Polda Metro Jaya untuk penyelidikan lebih lanjut.

Marzuki menilai caci maki semacam itu sangat tidak etis dan juga tidak menghormati proses politik yang sedang berjalan di DPR.

"Sebagai orang muda, seharusnya mereka berfikir jernih dan rasional dalam melihat persoalan. Mereka itukan calon-calon pemimpin juga. Lalu bagaimana nasib republik ini jika calon-calon pemimpinnya tidak punya etika," ujarnya.

Ditanya bahwa mereka yang berteriak itu mengklaim pula sebagai mahasiswa, Marzuki menegaskan bahwa tidak boleh predikat mahasiswa itu dijual dan tidak selayaknya pula mahasiswa memberikan contoh yang tidak baik kepada masyarakat.

"Ya tidak baiklah meneriakkan orang seperti itu. Contoh mahasiswa yang berpendidikan itu tidak dengan berteriak," katanya.(*)

Pewarta: luki
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010