Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Para petani karet di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Lampung Selatan resah sehubungan makin maraknya pencurian karet di perkebunan mereka belakangan ini.

Petani karet di Kecamatan Tanjungsari, Tumarno, Selasa, mengatakan, pencurian karet makin sering terjadi sejak harga karet naik akhir tahun lalu.

Dia mengatakan, pencurian dilakukan pada saat tengah malam ketika para pemilik perkebunan tengah tertidur, karena letak lokasi perkebunan jauh dari permukiman warga.

"Aksi pencuri itu berpindah-pindah lokasi perkebunan sehingga petani selalu kecolongan," kata dia.

Pencurian ini dilakukan di perkebunan karet yang belum panen karena proses pemanenan dilakukan tiga hari sekali.

Menurut dia, pencuri itu biasanya menggasak selurah getah milik petani.

Hal senada juga dikatakan petani setempat, Jefri.

Ia mengatakan pencurian karet saat ini terus marak sejak harga komoditas itu mencapai Rp8.000 per kilogram.

"Pencuri hanya menyisakan getah karet sedikit di mangkuk penadah sadapan," katanya.

Dia mengaku mengalami kerugian antara Rp400.000 hingga Rp500.000 semalam akibat pencurian itu.

"Kalau hanya sekali tidak begitu terasa, namun jika berkali-berkali terjadi cukup merugikan, karena menyadap karet merupakan tumpuan utama keluarga kami. Oleh karena itu, pihak berwenang perlu mengatasinya," katanya.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010