Zurich (ANTARA News) - Karya-karya Picasso akan kembali ke Zurich, Swiss, melalui perayaan seabad Kunsthaus, salah satu museum di kota itu. Di situ pula untuk pertama kali sang maestro asal Spanyol itu saat masih hidup memamerkan lukisannya pada 1932.

Acara ini akan dimulai pada 12 Februari 2010 dengan menampilkan koleksi dari pengusaha kontroversial asal Zurich, Emil Buehrle, dan puncaknya sebuah perayaan mengenang 150 tahun kelahiran Karl Moser, pelopor asitektur beraliran Jugendstil asal negara di Eropa Tengah itu.

"Kami memutuskan untuk merayakan peringatan seabad ini dengan banyak acara, semuanya melibatkan karya-karya kelas atas dunia," kata Christopher Becker, direktur Kunsthaus, seperti yang dikutip Jason Rhodes dari Reuters Life!

Pengelola museum itu berencana memajang berbagai bentuk seni dalam pagelaran tersebut, mulai dari lukisan-lukisan karya seniman pada abad pertengahan atau yang sering disebut The Old Masters sampai pada film dan berbagai seni instalasi dari para artis kontemporer.

Buehrle akan memberikan pengunjung sekilas pandang dari salah satu koleksi pribadi terbaik di Eropa. Rencananya pada 2015 koleksinya akan dipajang di sayap baru museum itu yang dirancang oleh arsitektur terkemuka Inggris, Sir David Chipperfield.

Koleksi pengusaha kelahiran Jerman itu berisi kurang lebih 180 lukisan dan patung yang beberapa di antaranya beraliran impresionis. Semua karya seni itu disimpannya di sebuah rumah dekat bekas kediamannya di tepi Danau Zurich.

Akan tetapi, pada 2008 pencuri-pencuri bertopeng berhasil menggondol beberapa koleksi karya Cezanne, Degas, Monet, dan Van Gogh yang bernilai sekitar 160 juta dollar. Baru dua lukisan yang sudah ditemukan sejak terjadinya pencurian benda seni terheboh di Swiss.

Buehrle mengawali perjalanannya dari Oerlikon, perusahaan peralatan dan perlengkapan militer yang menjual senjata kepada baik pihak Sekutu maupun Jerman saat Perang Dunia (PD) II.  Pada akhir tahun 1940an ia membeli beberapa karya seni yang telah dirampas Nazi dari keluarga-keluarga Yahudi.

"Pameran ini bertujuan membuktikan keaslian dan situasi di sekitar pembelian karya-karya ini," kata Becker. Ia menimpali, "Buehrle membeli semua ini dengan dengan keyakinan dan satu dari para kolektor awal yang memperhatikan isu ini."

Selama musim panas, museum Kunsthaus akan mengutamakan seniman-seniman kontemporer. Sebut saja fotografer asal Jerman, Thomas Struth, yang hasil jepretan berformat besarnya mengeksplorasi batasan antara dokumentasi dan interpretasi.

Ada hadir juga seniman multimedia asal Albania, Adrian Pacci, dengan karya-karya bertema migrasi, globalisasi, dan identitas budaya.

Museum itu akan membuka kembali tempat yang digunakan Picasso pada 1932 pada bulan terakhir dari tahun peringatan satu abad tersebut. Masyarakat dari abad 21 ini bisa  melihat kembali karya-karya awal seniman beraliran kubisme itu, yaitu 70 buah lukisan asli yang dipamerkan sekitar 78 tahun lalu tersebut.

"Pameran ini adalah hasil kerja lima tahun. Awalnya kami harus menentukan karya mana yang termasuk dalam pameran saat itu. Lalu kami meletakkanya pada tempat yang benar," ucap Tobia Bezzola, kurator Kunsthaus.

Pagelaran pada tahun 1932 itu merupakan persimpangan dari tiga dekade pertama karirnya. Dari masa 'blue and rose, ketika karyanya masih kental dengan pengaruh Prancis dan Spanyol, sampai ke kubisme.

"Picasso adalah bintang pada masa itu. Semua yang berkaitan dengan dunia pesohor dimulai saat itu," ujar Bezzola.

Ia menambahkan, keberadaan Picasso di Zurich saat mempersiapkan pamerannya menimbulkan riak kecil pada masyarakat kota itu. (*)

Pewarta: priya
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010