Pada turnamen pemanasan US Open yang juga digelar di New York pekan lalu itu, Thiem langsung tersingkir pada laga pertama saat berhadapan dengan petenis Serbia Filip Krajinovic. Namun, atlet berusia 26 tahun itu mengaku yakin bisa membalikkan keadaan di US Open nanti.
Di turnamen Grand Slam tersebut, Thiem menjadi petenis unggulan kedua setelah absennya Rafael Nadal. Tak hanya itu, dia juga diperkirakan akan menjadi penantang terkuat bagi petenis rangking satu dunia Novak Djokovic yang pernah mengalahkan Thiem dalam lima set di final Australia Open 2020.
Baca juga: Paire dinyatakan positif COVID-19 jelang US Open
“Pertandingan seperti itu bisa terjadi di turnamen manapun. Waktu itu memang bukan hari keberuntungan saya, makanya hasilnya seperti itu. Tapi saya sadar akan kekuatan saya, dan situasi bisa berubah. Semoga saya bisa tampil lebih baik di US Open,” kata Thiem dikutip dari Reuters, Senin.
Lebih lanjut, petenis yang pernah menjadi runner up dalam dua turnamen terakhir French Open itu akan membuka laga US Open dengan melawan petenis Spanyol Jaume Munar pada Selasa (1/9). Dia pernah mengalahkan Munar di Rio Open yang merupakan turnamen terakhir bagi Thiem sebelum terjadinya pandemi COVID-19.
Sementara itu, jika biasanya para petenis yang sudah kalah di putaran awal suka berjalan-jalan menikmati suasana di kota tuan rumah penyelenggara turnamen, maka hal itu tidak berlaku bagi Thiem. Petenis peringkat ketiga dunia itu tidak bisa bepergian kemana-mana akibat pandemi virus corona.
“Biasanya kalau kalah, langsung naik pesawat dan pergi ke tempat lain, supaya bisa cepat melupakan kekalahan itu. Tapi kali ini saya tidak bisa kemana-mana. Jadi, agak susah melupakan kekalahan kemarin. Akhirnya, saya memanfaatkan waktu yang ada untuk berlatih dan bersiap untuk US Open,” ungkap Thiem.
Baca juga: Meski banyak petenis menarik diri, US Open diyakini tetap bergengsi
Baca juga: Bryan bersaudara umumkan pensiun beberapa hari jelang US Open
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2020
