Kalianda, Lampung Selatan (ANTARA News) - Sebagian lahan persawahan milik petani di Kabupaten Lampung Selatan terendam air, akibat tingginya curah hujan saat ini. "Sebagian besar padi baru tanam terendam dan terancam membusuk," kata petani di Kecamatan Tanjungsari, Lampung Selatan, Suryati, Sabtu.

Suryati mengatakan, curah hujan memasuki tahun 2010 cukup tinggi, bahkan para petani memperkirakan akan terjadi hingga Februari.Menurut Suryati , tingginya debit air berpengaruh terhadap tanaman padi yang baru tumbuh dengan usia 0-1 bulan.

"Akar tanaman padi muda belum kuat dan belum beradaptasi sehingga potensi pembusukan sangat besar," kata dia.

Hal senada juga dikatakan oleh petani setempat, Supardi, yang mengatakan tanaman padi terendam meskipun tidak terjadi terbanjir.

Dia mengatakan, selain tingginya curah hujan penyebabnya yakni karena minimnya saluran irigasi untuk membuang air dari sawah.

"Saluran irigasi milik petani sebagian besar sederhana sehingga terjadi pendangkalan saat air melimpah seperti sekarang ini," kata dia.

Supardi mengaku, kondisi tersebut selalu dialami petani saat puncak musim hujan, bahkan adakalanya terjadi banjir yang merusak tanaman.

"Banjir biasanya terjadi saat padi mulai berisi yang mengakibatkan produksi padi menurun saat panen," ujarnya.

Dia menambahkan ketinggian debit air yang merendam tanaman padi muda terjadi di puluhan hektare lahan petani yang berada di dataran rendah dan tidak berfungsinya saluran irigasi secara optimal.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura Kabupaten Lampung Selatan, Edhie Djajus, mengatakan musim tanam saat ini memang terlambat.

Edhie Djajus menjelaskan, jika petani menanam lebih awal kemungkinan besar tanaman padi sekarang sudah dewasa dan tahan terhadap rendaman air akibat tingginya curah hujan.

Terlambatnya musim tanam itu, juga mengakibatkan musim panen rendeng akan cenderung terlambat dari jadwal seharunya, dan musim panen diperkirakan akan dimulai pada Maret mendatang.(*)

Pewarta: mansy
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010