Bekasi (ANTARA News) - Sedikitnya 11 warga di Kelurahan Jatiwarna dan Jatimurni, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi, Jawa Barat, terjangkit demam berdarah Dengue (DBD).

Warga RT05 RW02, Kelurahan Jatiwarna, Maman (38) kepada ANTARA di Bekasi, Minggu, mengatakan, penyakit tersebut mulai menyerang warga sejak awal Januari 2010 lalu.

"Di wilayah saya sedikitnya ada enam korban DBD. Rata-rata korbannya masih satu rumah akibat curah hujan yang tinggi sehingga airnya tertampung di sejumlah lokasi cekungan dan timbul jentik nyamuk," katanya.

Menurut Maman, warga sudah sering mengusulkan kepada Puskesmas terdekat untuk melakukan upaya pencegahan melalui penyemprotan (fogging) untuk mengurangi wabah DBD di lingkungan mereka. Namun, belum mendapat tanggapan.

"Saya dan beberapa orang warga lainnya pernah mendatangi Puskesmas Jatiwarna untuk meminta fogging namun hingga hari ini belum nampak direalisasikan," katanya.

Secara terpisah, Kepala Puskesmas Jatiwarna, Dra Nunung mengakui kasus DBD di wilayahnya sudah mulai berkembang memasuki musim hujan saat ini.

Alasan belum dilakukan fogging, kata dia, karena hingga saat ini tim jumantik dari Dinas Kesehatan (Dinkes) di wilayah setempat belum menemukan adanya positif jentik nyamuk. "Jadi yang kami lakukan baru sebatas penerapan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan sosialisasi bahaya DBD)," katanya.

Pihaknya menepis anggapan masyarakat yang menyebutkan tim Puskesmas setempat tidak proaktif dalam penanggulang DBD hanya karena alasan hingga kini belum melakukan fogging.

"Data kita tidak mencatat hingga sebelas kasus. Setahu saya hanya mencapai tiga sampai empat kasus, dan fogging hanya bisa dilakukan bila ditemukan suatu daerah positif jentik nyamuk. Karena efek dari fogging sendiri hanya akan membunuh nyamuk dewasa saja, bahkan justru tidak jarang banyak penderita DBD tergigit bukan di tempat tinggalnya sendiri, tapi di tempat lain," jelasnya.

Sementara itu, Sardi Effendi, anggota komisi D DPRD

Kota Bekasi meminta agar Dinkes Bekasi untuk lebih proaktif menanggulangi wabah DBD menyusul anggaran melalui APBD setempat telah dialokasikan.

"Saya harapkan perhatian dari Dinkes untuk lebih proaktif lagi dalam menanggulangi kasus DBD, terutama untuk alat fogging," katanya.(*)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010