Jakarta (ANTARA News) - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri mengirim surat telegram terkait pembobolan dana nasabah bank melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) kepada Direktorat Reserse Kriminal (Ditreskrim) Polda di seluruh Indonesia.

Kepala Bareskrim, Komisaris Jenderal Polisi Ito Sumardi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat, mengatakan telegram itu berisi agar seluruh Direktur Reserse Kriminal (Direskrim) Polda melaporkan setiap kejadian yang menyangkut pembobolan ATM.

Ito menuturkan pihaknya sudah menunjuk Direktur II Ekonomi Khusus, Brigjen Pol Radja Erizman sebagai ketua tim penyelidikan kasus pembobolan ATM di sejumlah wilayah di Indonesia.

Kabareskrim menyatakan polisi masih mengumpulkan semua petunjuk awal sebagai barang bukti untuk menyelidiki modus operandi secara detail, termasuk mempelajarinya jika ada laporan dari seluruh Ditreskrim Polda.

"Kita akan kumpulkan semua untuk dipelajari bersama," ujar Ito.

Selanjutnya polisi juga akan menelusuri sindikat pelaku pembobolan nasabah melalui mesin ATM pada sejumlah bank nasional tersebut.

Hingga saat ini, tim Mabes Polri sudah menetapkan satu tersangka berinisial F yang diduga terlibat sindikat pembobolan ATM di Denpasar, Bali, beserta barang bukti berupa uang tunai Rp23 juta, komputer, beberapa jenis kartu ATM dan alat "penyerap" kode nomor rahasia (PIN) atau "skimmer".

Sebelumnya, sejumlah nasabah dari Bank Mandiri, BNI, BRI, BII, BCA dan Bank Permata melapor kehilangan uang pada tabungannya kepada Kepolisian Kota Besar (Poltabes) Denpasar, Bali.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010