Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah wartawan yang tergabung dalam Seksi wartawan olahraga (Siwo) PWI Jaya dan PSSI Pers mengecam tindak kekerasan yang menimpa kontributor fotografer Kantor Berita Antara, Hasan Sakri Ghozali di Solo, Jateng, Jumat siang.

Bentuk kekecewaaan itu diungkapkan dalam bentuk aksi solidaritas di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Jumat sore.

Kekerasan kembali menimpa wartawan yang sedang menjalankan tugasnya. fotografer Antara, Hasan menjadi korban pengeroyokan diduga oleh suporter Persebaya yang sedang melintas dengan kereta api di Stasiun Purwosari Solo.

Koordinator PSSI Pers, Agus Sulaiman di sela-sela aksi mengaku kecewa dengan terjadinya kasus itu. Menurutnya, suporter dan wartawan bukanlah dua pihak yang saling bermusuhan.

"Sebaliknya, wartawan dan suporter selama ini selalu sinergis. Kita selalu mendukung aksi kreatif yang dilakukan oleh para suporter," kata Agus.

Ia berharap kasus pemukulan itu tidak terjadi lagi dan meminta suporter untuk lebih dewasa dan menghormati kerja-kerja jurnalistik.

Dalam aksinya wartawan yang tergabung dalam PSSI pers menggantung ID-nya di depan kantor PSSI. Ini merupakan simbol keprihatinan atas kekerasan yang masih saja menimpa wartawan.

Sebelum aksi, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Nugraha Besoes juga mengecam aksi kekerasan yang dilakukan oleh suporter sepakbola. Menurut Nugraha, wartawan juga merupakan bagian dari pelaku sepakbola. Kekerasan yang menimpa wartawan juga harus ada tindakan disiplin bagi pelakunya.

Pendukung klub Persebaya kembali berulah. Saat kereta api melintasi Kota Solo, Jumat siang, Bonek mengeroyok seorang wartawan yang memotret aksi mereka.

Kekerasan menimpa fotografer Antara Hasan saat mengabadikan kerusuhan yang melibatkan pendukung Persebaya di Solo. Kejadian bermula saat Hasan berusaha mengabadikan kedatangan para suporter yang akrab dengan sebutan Bonek itu di Stasiun Purwosari.

Para pendukung Persebaya itu berangkat dari Surabaya dengan kereta api Pasundan menuju Bandung untuk menyaksikan pertandingan antara Persebaya melawan tuan rumah, Persib, Bandung, pada Sabtu.

Aksi lempar-lemparan sempat terjadi di Stasiun Purwosari. Hasan yang sedang mengabadikan momen tersebut justru menjadi sasaran lemparan suporter Persebaya yang marah.

Hasan mengaku sudah berusaha untuk menyelamatkan diri. Namun langkahnya kalah cepat dengan para suporter. Setelah terkepung, Hasan langsung dihujani bogem mentah.

"Saya sempat terlindung oleh helm. Namun ada yang mencopotnya dari belakang. Saya berusaha untuk menyelamatkan kamera sehingga tak mampu berbuat banyak," kata Hasan ketika dihubungi.

Pihak kepolisian berusaha menghentikan aksi suporter tersebut. Namun kekerasan baru berhenti setelah kereta api Pasundan bergerak meninggalkan stasiun. Hasan sendiri langsung dilarikan ke rumah sakit.

Selain kontributor foto LKBN ANTARA Solo, Hasan Sakri Ghozali (23), korban lainnya adalah Hanip Supriyanto (25) warga Wonggo Kulon, Sidowarno, Klaten, Agung Kustanto (33) warga Ledoksari, Jebres, Solo, dan anggota Brimob Polwil Surakarta Bripka Warsito.

Sementara dua korban dari suporter Bonek yakni, Abdul Muchid (31) warga Sidonipah RT 07/RW 02 Sidolawang Sidokerto, Surabaya dan Hayat (35) warga Jalan Raya Brebeg, Sampang, Madura.

Kedua korban tersebut mengalami luka-luka akibat terjatuh dari KA saat melintas di kampung Tegalharjo, Jebres, Solo. Keenam korban tersebut kini dirawat di rumah sakit setempat.(*)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010