Port Moresby,(ANTARA News) - Baku-tembak mengenai keuntungan yang menggiurkan dari pipa saluran gas yang direncanakan oleh ExxonMobil di Papua Nugini (PNG) telah menewaskan 11 orang dan merusak 270 rumah, demikian laporan yang beredar Senin.

Kerusuhan itu meletus ketika segerombolan warga desa dari Kabupaten Erave di Southern Highlands menyerang suku tetangganya di Desa Pawale dengan menggunakan senjata berkekuatan tinggi pada akhir pekan, demikian Post Courier, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Ratusan perempuan dan anak-anak yang menyelamatkan diri belum dihitung, setelah 270 rumah dan harta benda lain dirusak," kata surat kabar itu

Serangan tersebut diduga dilakukan sebagai pembalasan atas pembunuhan seorang pria sebelum pembicaraan di kalangan pemilik lahan Souther Highlands mengenai pembagian keuntungan dari pipa saluran gas alam cair (LNG) dengan nilai 15 miliar dollar AS, katanya.

Jika telah selesai, pipa saluran itu yang dioperasikan oleh raksasa energi AS, ExxonMobil, dan mitranya akan mengangkut LNG dari ibu kota PNG, Port Moresby. Dari tempat itu, gas tersebut akan dikirim ke luar negeri.

Banyak pengulas mengatakan pipa saluran itu dapat melipatgandakan penghasilan negara miskin di Pasifik tersebut. Namun beberapa warga setempat dilaporkan percaya mereka takkan dilibatkan dalam pembicaraan pembagian keuntungan dalam proyek itu.

Surat kabar tersebut melaporkan Komandan Polisi Provinsi Inspektur Jimmy Onopia telah mengkonfirmasi bentrokan telah terjadi tapi tak bersedia memberi perincian mengenai jumlah korban tewas atau besarnya kerusakan.

Polisi di Port Moresby tak bisa mengkonfirmasi rincian kejadian tersebut.(*)

Pewarta: mansy
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010