Jakarta (ANTARA News) - Deputi Menko Perekonomian Bidang Ekonomi Makro Erlangga Mantik menyebutkan, pengusaha Amerika Serikat (AS) akan melanjutkan investasinya di Indonesia.

"Pada dasarnya mereka akan melanjutkan investasi mereka di Indonesia," kata Erlangga usai pertemuan dengan delegasi bisnis AS di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Rabu.

Ia menyebutkan, pertemuan delegasi bisnis AS sebenarnya rutin dilakukan dengan pemerintah negara-negara ASEAN termasuk Indonesia untuk membarui program investasi mereka.

"Pada dasarnya mereka akan melanjutkan investasi mereka di Indonesia dalam rangka pembangunan kita ke depan," tegasnya.

Menurutnya, dalam pertemuan itu delegasi bisnis AS juga menyampaikan beberapa kendala yang mereka hadapi agar bisa dipecahkan bersama sehingga pelaksanaan bisnis berjalan lebih baik.

Ia menyebutkan, ada beberapa masalah yang sudah mereka sampaikan kepada pemerintah dan akan ditangani bersama antarkementerian terkait.

Sementara itu Staf Khusus Menko Perekonomian, Amir Sembodo mengatakan, pengusaha AS memberi perhatian pada sejumlah sektor investasi seperti soal keamanan pangan, minyak dan gas, logistik, jalan rel kereta api, lokomotif, dan otomotif.

"Mereka akan membawa bioteknologi untuk meningkatkan food security, dalam minyak dan gas mereka meminta kesempatan investasi diperbesar,menanyakan masalah cost recovery, meminta penjelasan masalah PPP yang sedang direvisi," katanya.

Sementara itu Presiden USA Business Council,Alexander Fieldman mengatakan, pertemuan dengan sejumlah pemjabat pemerintah Indonesia membahas peningkatan hubungan kerjasama ekonomi dan bisnis dengan Indonesia.

Ia menyebutkan, sekitar 27 perusahaan yang telah beroperasi di Indonesia ikut serta dalam pertemuan dengan sejumlah pejabat di Indonesia.

"Kami percaya kondisi Indonesia lebih baik. Kita membawa 27 perusahaan pada pertemuan ini dari semua sektor bisnis. antara lain yang tak asing lagi seperti General Electric, Microsoft, IBM, and Ford Motor Company," katanya.(*)

Pewarta: jafar
Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2010