Port-au-Prince (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan ini menyatakan bahwa jumlah pasien yang terserang diare, campak dan tetanus di Haiti meningkat.

Juru bicara WHO Paul Garwood mengatakan pada suatu taklimat bahwa beberapa tim medis "telah melaporkan peningkatan mengenai kasus diare dalam beberapa tiga hari belakangan".

"Selain itu, ada laporan mengenai campak dan tetanus, bahkan di tempat penampungan sementara," kata Garwood di Port-au-Prince, Sabtu.

WHO, bersama dengan pemerintah Haiti dan dana anak PBB --UNICEF)-- pekan depan berencana melancarkan kegiatan vaksinasi.

Menurut perkiraan, sebelum gempa dengan kekuatan 7,3 pada skala Richter, 12 Januari, hanya 58 persen anak Haiti diberi vaksin.

Garwood juga menyerukan kehadiran lebih banyak dokter spesialis operasi ortopedik dan obat internal guna menangani sangat banyaknya amputasi yang telah dilakukan.

Sementara itu militer AS diberitakan telah menghentikan penerbangan guna mengangkut korban gempa Haiti ke Amerika Serikat akibat percekcokan mengenai kemana pasien yang menderita luka parah mesti dibawa untuk diobati.

Seorang dokter Amerika yang mengobati beberapa korban di ibu kota Haiti, Port-au-Prince memperingatkan sedikitnya 100 pasien perlu dibawa ke rumah sakit yang lebih baik atau mereka dapat menemui ajal, sementara pemerintah AS menyatakan Amerika Serikat sedang berusaha mengembangkan kemampuan rumah sakit di Haiti dan AS.

Tidak jelas apa yang memicu keputusan pekan lalu oleh militer AS untuk menghentikan penerbangan, atau kapan kegiatan tersebut akan dihentikan.

Beberapa pejabat militer mengatakan beberapa negara bagian menolak untuk menerima pasien, kendati mereka tak mau mengatakan negara bagian mana.

Penghentian itu dilakukan sehari setelah Gubernur Florida Charlie Crist menulis surat kepada Menteri Layanan Kemanusiaan dan Kesehatan AS Kathleen Sebelius, dan memperingatkan, "Sistem perawatan kesehatan Florida dengan cepat mencapai titik jenuh, terutama di bidang perawatan trauma tingkat tinggi."
(*)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010