Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan program 100 hari pemerintah merupakan bagian dari program terus-menerus pemerintah hingga beberapa tahun ke depan.

"Itu kan merupakan bagian dari program terus menerus yang kita jalankan, yang quickwin sudah ada, yang bottlenecking diharapkan memperlancar proses," kata Hatta di Gedung Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Kamis.

Menurut dia, berbagai program dalam 100 hari seperti perbaikan sejumlah regulasi akan memberikan keuntungan bagi pelaku ekonomi.

Hatta pernah menyebutkan bahwa ada tiga sifat program 100 hari yaitu "quickwin", "debottlenecking", dan program yang memberikan landasan strategis untuk pembangunan 5 tahun ke depan. Quickwin merupakan program yang cepat memberikan dampak ke perekonomian.

Masuk dalam program quickwin antara lain adalah revitalisasi kredit usaha rakyat (KUR) seperti adanya penurunan bunga pinjaman, tidak perlu jaminan, dan perluasan akses mendapatkan KUR, dan lainnya.

Hatta memastikan bahwa 19 program dan 51 rencana rencana aksi sudah terlaksana 100 persen pada 100 hari pertama yang jatuh pada 1 Februari 2010.

Namun ada 2 yang tidak bisa langsung dilaksanakan yaitu revisi Keppres 80/2003 dan aturan mengenai Sistem Logistik Nasional (Sislognas).

"Ini harus disosialisasikan dulu ke pengusaha, Kadin, keliling untuk sosialisasi ke daerah, dan lainnya," katanya.

Menurut dia, Sislognas penting untuk menjamin connectivity antar daerah sehingga disparitas antara kawasan barat dan timur dapat dikurangi.

Sementara itu mengenai pertumbuhan ekonomi 2010, Hatta mengatakan, pemerintah tetap memegang angka target 5,5 persen.

"Target pertumbuhan kita (pemerintah) tetap 5,5 persen, kita sudah mengamati berbagai faktor seperti harga minyak dan inflasi," katanya.

Ia menyebutkan, berbagai kalangan termasuk pengamat ekonomi memang optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 bisa mencapai lebih dari 5,5 persen.

"Sekarang ini kita tetap masih 5,5 persen seperti yang dulu kita set," katanya.(ANT/A024)






Pewarta: wibow
Editor: AA Ariwibowo
COPYRIGHT © ANTARA 2010