Jakarta (ANTARA News) - Staf Khusus Presiden Andi Arief menilai banyak orang yang bersikap oposisi terhadap pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak memiliki kualitas dalam menyampaikan kritikannya.

Andi di Jakarta, Minggu, mencontohkan pernyataan yang disampaikan Budiman Sujatmiko anggota DPR RI dari PDIP yang mengkritik Presiden Yudhoyono berlebihan dalam menilai kerbau yang dibawa oleh para demonstran 28 Januari lalu.

"Banyak pihak, termasuk Budiman mengambil langkah beroposisi berdasarkan data yang tidak akurat, dan bereaksi tanpa penilaian mendalam. Mengenai soal kerbau, seharusnya Budiman lebih dahulu bertanya pada beberapa gubernur yang hadir dari PDIP, apakah soal kerbau adalah substansi utama pidato SBY dalam pengantar raker di Cipanas," kata Andi yang pernah bersama Budiman memimpin PRD pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Menurut Andi, seharusnya Budiman melengkapi datanya dengan mencari informasi apakah dalam raker Presiden di Istana Cipanas itu presiden bersama menteri dan seluruh gubernur hanya membahas masalah kerbau.

"Ini penting, agar apa yang sesungguhnya terjadi bisa dijadikan unit analisa dalam beroposisi. Jadi secara kualitas, oposisi tidak terlihat berjalan di atas ketidakmengertian dan ketidaktahuan sehingga hasilnya kelihatan cerdas," katanya.

Budiman, lanjut Andi seharusnya juga bertanya kepada para gubernur yang hadir dari PDIP apakah pertemuan di Cipanas itu membicarakan kesejahteraan rakyat atau tidak.

Budiman, katanya, bisa bertanya pada Gubernur Kalteng Teras Narang yang saat raker itu menjadi wakil ketua pokja tata ruang, pertanahan, perubahan iklim atau Gubernur Jateng Bibit Waluyo yang menjadi wakil ketua pokja program pro rakyat serta Gubernur Lampung Syahrudin Zp yang menjadi anggota pokja infrastruktur.

Selain mengenai Budiman, Andi juga menyayangkan komentar lainnya mengenai pernyataan Presiden Yudhoyono soal kerbau tersebut, yang seharusnya dilandasi oleh fakta dalam raker tersebut.

"Mudah-mudahan dengan proses `chek and richek` ini kualitas beroposisi akan semakin bermutu dan tidak terjebak arus asal bicara dan hantam kromo," katanya.(D012/K004)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010