Makassar, 9/2 (ANTARA) - Tiga mahasiswa Akademi Fisioterapi mengalami luka lebam dan bibir pecah akibat dikeroyok oleh oknum anggota Polda Sulselbar di dalam kampus Akademi Fisioterapi, di Jalan Paccerakkang, Makassar, Selasa.

Dalam insiden pengeroyokan itu tiga mahasiswa mengalami luka serius pada bagian kepala dan wajah akibat hantaman bogem mentah. Ketiganya, yakni Suandi, Muhammad Farid dan Syahrani.

Informasi yang dihimpun, semua berawal ketika salah seorang mahasiswa Fredi berkelahi dengan rekannya, Suandi, Selasa, di kampusnya. Fredi kemudian memanggil kakaknya yang juga anggota Polda Sulselbar.

Oknum anggota yang menerima laporan penganiayaan dari Fredi langsung bergegas ke kampus Akademi Fisioterapi dengan membawa rekannya yang berseragam lengkap dan berpakaian sipil.

Setibanya di kampus, para polisi pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat langsung masuk ke ruang kelas dan melakukan penganiayaan terhadap Suandi.

Beberapa rekan korban yang melihat pengeroyokan itu berusaha melerai dan melindungi korban, namun naas keduanya ikut menjadi korban penganiayaan hingga menyebabkan luka pada bagian kepala, wajah dan bibir.

Nurdin, salah seorang dosen yang melihat kejadian itu tidak dapat berbuat banyak karena oknum yang melakukan penganiayaan adalah aparat hukum. Ia bersama dosen lainnya hanya bisa melaporkan kejadian itu ke Polsek Biringkanaya.

"Saya tidak bisa berbuat banyak karena yang melakukan penganiayaan itu polisi. Meskipun penganiayaan itu dilakukan dalam kampus kita tetap tidak berdaya," keluhnya.

Sementara itu Kapolsek Biringkanaya AKP Muhammad Thamrin yang dikonfirmasi mengaku jika penganiayaan mahasiswa itu dilakukan oleh oknum anggota Polda karena ia mengaku sudah melakukan penyelidikan.

"Saya sudah turun dan menyelidiki kasus penganiayaan itu. Pelakunya bukan dari anggota Polsek Biringkanaya tetapi diduga oknum dari Polda. Saya tinggal merampungkan penyelidikan setelah itu saya akan serahkan ke Propam Polda untuk ditindak lanjuti," katanya. (Ant/K004)

Pewarta: kunto
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010