Semarang (ANTARA News) - Berat badan Bilqis Anindya Passa (balita penderita "atresia bilier") mengalami penurunan dari semula 8,2 kilogram menjadi 8,1 kilogram akibat influenza (flu).

"Sejak beberapa hari lalu Bilqis memang terkena flu dan batuk pilek, sehingga kalau tidur gelisah dan susah bernafas. Namun, secara keseluruhan masih baik," kata ibu Bilqis, Dewi Farida (37) di Semarang, Rabu.

Menurut dia, Bilqis sempat mengalami sesak nafas pada Senin (8/2) malam, dan dokter sudah memberikan obat-obatan untuk mengatasi keluhan itu. Rencananya akan dilakukan penyedotan cairan pada paru-parunya.

"Berat badan Bilqis sebelumnya memang sempat naik dari 7,8 kilogram menjadi 8,2 kilogram, namun akibat terkena flu, sekarang turun lagi menjadi 8,1 kilogram," kata istri Doni Ardianta Passa (33) ini.

Penyakit flu yang diderita Bilqis, kata dia kemungkinan menyebabkan penyerapan asupan makanan menjadi tidak bagus, sehingga menyebabkan berat badannya menurun.

Ia mengatakan dirinya berharap Bilqis segera sembuh dari flu agar berat badannya kembali naik, karena operasi cangkok hati yang akan dijalani Bilqis juga dilakukan dengan pertimbangan berat badan ideal.

"Asupan makanan yang dikonsumsi Bilqis memang dipantau ketat oleh tim dokter, karena makanan yang dikonsumsi harus melewati berbagai proses, seperti direbus, dihaluskan, dan digiling," katanya.

Namun, kata dia, asupan makanan yang berasal dari air susu ibu (ASI) dan susu botol tetap menjadi asupan utama bagi Bilqis untuk memperkuat kondisi tubuhnya.

"Selama ini Bilqis hanya mampu mengonsumsi makanan dalam bentuk cair, karena ususnya tidak dapat bekerja normal seperti bayi sehat pada umumnya," katanya.

Selain itu, kata dia, Bilqis juga masih mengalami gatal-gatal di tubuhnya, padahal tim dokter sudah memberikan obat untuk mengurangi rasa gatal tersebut.

Ditanya tentang kesiapannya menjadi pendonor hati untuk anaknya itu, ia mengatakan telah siap untuk mendonorkan hati untuk Bilqis, dan merasa bahagia karena dirinya diputuskan dokter sebagai kandidat utama pendonor.

"Semoga sampel darah yang dikirim ke Amerika menunjukkan hasil yang negatif, sehingga saya layak menjadi pendonor hati bagi Bilqis," kata Dewi.

Sebelumnya, anggota tim cangkok hati Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi Semarang Prof. dr. AG Soemantri mengatakan pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan dari Amerika Serikat, karena pemeriksaan tidak dapat dilakukan di Indonesia.

"Ada beberapa sampel yang dikirim ke AS, seperti pemeriksaan kandungan Epstein-Barr virus (EBV), dan kami terus berkoordinasi dengan melakukan kontak via telepon untuk memastikan hasilnya," kata Soemantri.

(U.PK-ZLS/R009)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010