Beijing (ANTARA News) - Kepolisian China menahan bekas pimpinan umum sebuah pasar pakaian di Beijing yang tersohor menjual merek-merek terkenal internasional palsu, kata media negara Sabtu.

Pembajakan itu meliputi barang apapun mulai dari suku cadang komputer sampai DVD dan tas-tas tangan, yang menjadi ganjalan besar dalam hubungan China dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Reuters melaporkan bahwa meski telah berkali-kali ditumpas dan berikrar keras, barang-barang palsu itu secara luas masih bisa didapat di China, negara pelaku ekonomi terbesar ke tiga di dunia.

Polisi suatu ketika menahan pemilik Pasar Sutra Beijing, satu tempat yang populer di kalangan penduduk setempat dan turis, "yang diduga menjual barang-barang palsu dengan merek dagang termasuk tas Louis Vuitton," kata kantor berita China, Xinhua.

Tas-tas Louis Vuitton sangat populer di China sebagai status simbol kekayaan. Xinhua, mengutip jaksa, mengatakan bahwa Wang Zilin juga menghadapi tuduhan-tuduhan melakukan penyuapan.

"Wang, bersama dengan seorang petugas keamanan dan seorang pengusaha, menginvestasikan 400.000 yuan (58.550 dolar AS) untuk tujuan menjual tas-tas bermerek terkenal palsu, seperti merek Louis Vuitton sejak akhir 2007," kata laporan itu.

"Wang juga dituduh menerima 70.000 yuan sebagai suap dari seorang pengusaha ... yang diduga menyogok Wang untuk menggunakan gudang bawah tanahnya untuk menyimpan barang-barang palsu itu," katanya.

Wang `kehilangan pekerjaannya` pada Juli lalu, dan ditangkap di kota udara Hohhot pada Desember, kata Xinhua. (H-AK/A038)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010