Bandarlampung (ANTARA News) - Sebanyak 2.985 hektare (ha) sawah di Provinsi Lampung diperkirakan mengalami puso atau gagal panen akibat banjir, kata Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Lampung, Agustini, di Bandarlampung, Senin.

"Areal sawah tanaman padi yang mengalami puso terus meluas dari 1.144,5 ha pada pekan sebelumnya, kini mencapai 2.985 ha," katanya.

Ia menyebutkan, kerusakan tanaman padi terparah terdapat di Kabupaten Tulangbawang, yakni seluas 1.147 ha.

Beberapa daerah lainnya di Lampung seperti Kabupaten Waykanan dan Lampung Tengah juga mengalami kerusakan tanaman padi masing-masing seluas 667 ha dan 874,5 ha. Kemudian Lampung Timur mencapai 202,5 ha, Lampung Selatan 49 ha, Tulangbawang Barat 40 ha, dan Lampung Barat 5 ha.

"Kami terus melakukan koordinasi dengan dinas terkait di kabupaten/kota agar sawah-sawah yang rusak akibat banjir bisa terdata, sehingga dapat dilakukan penggantian benih," katanya.

Agustini mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pendataan sawah yang terkena puso agar dapat dilakukan penggantian benih oleh pemerintah pusat.

"Pemerintah pusat telah menyediakan cadangan benih nasional (CBN) untuk penggantian petani akibat puso. CBN telah disimpan di PT. Sang Hyang Seri (SHS), tapi berapa banyaknya belum diketahui," ujarnya.

Ia menyebutkan, penggantian benih nasional untuk petani yakni padi hibrida 15 kg/ha dan padi nonhibrida 25 kg/ha.

Pada awal Februari lalu Dinas Pertanian Lampung telah melakukan verifikasi pendataan sawah yang rusak. "Kami telah ke Lampung Tengah dan Lampung Timur. Setelah melakukan verifikasi dan disetujui oleh pusat, barulah penggantian benih dilakukan," ujarnya.

Berikut luas areal sawah tanaman padi yang terkena puso total 2.985 ha yakni Lampung Timur 202,5 ha, Lampung tengah 874,5 ha, Lampung Selatan 49 ha, Lampung Barat 5 ha, Tulangbawang 1.147 ha, Tulangbawang Barat 40 ha, Waykanan 667 ha. Sementara luas areal sawah di Provinsi Lampung per Desember 2009 sebanyak 351.604 ha. (A054/K004)

Pewarta: handr
Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2010