Makassar (ANTARA News) - Produsen telepon genggam HT Mobile terpaksa menghentikan penjualan perdananya di Makassar, Selasa, karena massa mulai tak terkendali.

"Penjualan terpaksa kami hentikan pukul 14.00 WITA dengan alasan warga tidak tertib dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," kata General Manager HT Mobile, Nuramin.

Rencananya, sesuai dengan keterangan pers yang diberikan pada Senin (15/2), penyelenggaraan penjualan perdana telepon genggam HT seri G11 tersebut dilaksanakan mulai pukul 10.00-17.00 wita.

"Saya agak kecewa dan kasihan sama satu orang ibu yang pingsan dan anak-anak," ujarnya. Padahal sebelum penyelenggaraan acara pihaknya sudah mengumumkan agar pembeli tidak membawa serta anak-anak.

Selain itu, penyelenggara juga telah mengatur antrian sedemikian rupa agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan antara lain dengan memberi batasan pada antrian, memasang barikade di pintu masuk, dan mengatur alur transaksi.

Antrian khusus untuk wanita dan orang lanjut usia juga ditempatkan terpisah. "Hal tersebut kami atur agar semuanya berjalan aman dan tertib. Sayangnya ada warga yang melompati batas antrian, memutuskan tali, dan menyela antrian," ujarnya.

Ia menambahkan, dari sisi keamanan pihaknya telah menyiapkan 60 personil keamanan internal, didukung oleh 60 personil polisi, dan 30 orang anggota kodam.

"Antusiasme warga memang tinggi, ada beberapa warga yang sudah datang sejak pukul 05.00 wita," ujarnya yang mengatakan, dengan pencapaian penjualan perdana sebanyak lima ribu unit tersebut relatif memuaskan.

"Dengan memberikan subsidi promo sekitar Rp200 ribu dari harga Rp599 menjadi Rp399 pada satu hari penjualan perdana ini kita tidak menarik keuntungan tapi lebih kepada nilai yang kita tawarkan pada konsumen," ujarnya.

Menurutnya, penyelenggaraan penjualan serupa di kota lain berjalan lancar dan semua warga tertib. Rencananya setelah Makassar, pihaknya akan menyelenggarakan penjualan serupa di Kota Semarang pada Sabtu (20/2).
(T.KR-RY/R009)

Pewarta: mansy
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010