London (ANTARA News) - Empat negara Eropa yang paspornya terlibat dalam pembunuhan seorang komandan HAMAS mendesak Israel, karena Dubai mengatakan, pihaknya ingin kepala Mossad ditahan jika mata-matanya berada di balik pembunuhan itu.

Inggris, Irlandia, Prancis dan Jerman Kamis menyeru para dubes Israel untuk berbicara dengan menteri luar negeri mereka mengenai pembunuhan bulan lalu, yang secara luas dicurigai dilakukan oleh agen rahasia Israel dengan menggunakan paspor palsu.

Pada saat yang sama, Interpol mengeluarkan surat penahanan untuk 11 tersangka - enam tercatat menggunakan paspor Inggris, tiga paspor Irlandia, masing-masing seorang berpaspor Prancis dan Jerman - dicari oleh Dubai untuk kasus pembunuhan komandan HAMAS, Mahmud al-Mabhuh di emirat.

Di tengah meningkatnya ketegangan diplomatik, Menteri Luar Negeri Inggris, David Miliband, menyeru Israel agar bekerjasama `sepenuhnya` dalam penyelidikan insiden tersebut.

"Kami ingin mendapatkan alasan penerbitan paspor-paspor palsu itu, atau kepentingan mereka untuk menggunakan," kata Miliband setelah Dubes Israel, Ron Prosor, melakukan pembicaraan dengan Peter Ricketts, kepala pelayanan diplomatik Inggris.

Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, Kamis menandaskan keinginannya untuk melakukan `penyelidikan tuntas` atas kasus itu.

Di Dublin, Menteri Luar Negeri Irlandia, Michael Martin, yang mengumumkan pembicaraan `blak-blakan` dengan dubes Israel mengatakan, dia menganggap penggunaan paspor palsu itu sebagai `suatu insiden yang sangat serius.`

Kementerian luar negeri negara itu kemudian menjelaskan bahwa pihaknya meyakini, terdapat lima paspor Irlandia yang dipalsukan, bukan tiga, yang kemudian dilibatkan dalam pembunuhan itu, setelah pihaknya menerima informasi terbaru dari pemerintah Dubai.

Seorang juru bicara mengatakan, Irlandia telah mendengar laporan-laporan bahwa terdapat tambahan 11 nama yang telah diidentifikasi, dan delapan lainnya diduga terlibat.

Diduga dua paspor Irlandia lagi menjadi bagian dari kumpulan temuan baru ini.

Di Paris, seorang juru bicara mengatakan, kementerian luar negeri telah menyatakan keprihatinan mendalam Prancis mengenai kejahatan dan kecurangan penggunaan paspor Prancis dalam pertemuan dengan kuasa usaha Israel, Sammy Ravel.

Sementara itu Jerman meminta penjelasan dari Israel mengenai pembunuhan tersebut, dalam pertemuan antara diplomat tinggi kementerian luar negeri dengan kuasa usaha Israel di Berlin.

"Berdasarkan informasi yang dibeberkan sejauh ini saya percaya, bahwa penting sekali untuk membuka sepenuhnya situasi di sekitar kematian Mahmud al-Mabhuh," kata Menteri Luar Negeri Guido Westerwelle dalam pernyataannya.

Ketegangan-ketegangan diplomatik telah meningkat berkaitan dengan pembunuhan Mabhuh, setelah kepala kepolisian Dubai mengungkapkan, bahwa 11 pemegang paspor Eropa doduga terlibat dalam kejahatan itu.

Meskipun demikian, tidak ada satupun pemerintah yang secara langsung menuduh Israel, namun hanya berspekulasi mengenai para pembunuhnya, yang difokuskan pada dinas intelijen Mossad Israel, yang agen-agennya menggunakan paspor palsu untuk operasi-operasi semacam di waktu lalu. (H-AK/A038)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010