Semarang (ANTARA News) - Hasil pemeriksaan sampel darah Bilqis Anindya Passa, balita penderita "atresia bilier" dan ibunya, Dewi Farida (37) dari Amerika Serikat dan Singapura terhadap kemungkinan adanya Epstein-Barr virus (EBV) tak kunjung tiba.

"Seharusnya, hasil pemeriksaan sampel darah Bilqis dan Dewi dari AS itu sudah turun, namun sampai saat ini belum kami terima," kata penggagas Tim Cangkok Hati RSUP dr. Kariadi Semarang, Prof. dr. AG Soemantri di Semarang, Sabtu.

Menurut dia, hasil pemeriksaan sampel darah itu sebenarnya dijadwalkan tiba akhir minggu lalu (21/2), namun hingga hari Sabtu (27/2) belum juga diterima.

"Kemungkinan, hasil tesnya sudah diketahui, namun karena memang pemeriksaan yang rumit, sehingga membutuhkan kurir khusus untuk mengantarnya," katanya.

Ditanya tentang upaya kontak lewat telepon untuk mengetahui hasil itu, ia mengatakan, pihaknya sudah melakukannya, namun hasilnya memang belum diketahui.

"Kami selalu melakukan kontak via telepon untuk mengetahui hasil pemeriksaan sampel darah itu, baik dari AS dan Singapura. Kalau hasilnya sudah diketahui pasti saya beritahu," kata Soemantri yang juga pakar darah itu.

Berkaitan dengan kondisi Bilqis saat ini, ia mengatakan, kondisinya masih cukup baik dan berat badan Bilqis saat ini mencapai 8,8 kilogram.

"Bilqis juga menderita batuk dan pilek, namun kondisinya cukup baik," katanya.

Ia menjelaskan, sebelum melakukan proses operasi cangkok hati, pihaknya harus memperhitungkan tingkat keberhasilannya lebih dari 70 persen, kalau tingkat keberhasilannya di bawah 30 persen jelas tidak bisa.

"Kandungan virus EBV juga harus dipastikan, sebab adanya virus tersebut akan berakibat fatal setelah dilakukan operasi cangkok hati, karena dapat merusak organ hati," katanya.

Seperti diwartakan sebelumnya, Tim Cangkok Hati RSUP dr. Kariadi Semarang memutuskan mengirimkan sampel darah Bilqis dan ibunya ke dua negara, yakni AS dan Singapura untuk memperoleh "second opinion" (pendapat kedua) terkait kandungan virus EBV.(Ant/R009)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010