Garut (ANTARA News) - Longsoran lumpur dan lahar dingin dari retakan tebing sepanjang 700 meter di gunung Cikahuripan, anak Gunungapi Guntur, hingga kini masih membanjiri perkampungan desa Tanjungkarya, kecamatan Samarang, Kabupaten Garut.

Longsor menerjang sekurang-kurangnya 22 rumah serta 75 hektare areal pertanian sejak Senin malam (15/2), sehingga 344 kepala keluarga (KK) atau 2.510 warga setempat terpaksa dievakuasi ke enam lokasi pengungsian, ungkap camat Samarang Dra. Rusmanah, M.Si, Minggu.

Mereka antara lain berasal dari perkampungan Makam Karomah, Awiligar serta sebagian kampung Tanjung Singuru, dan juga dari wilayah perkampungan lainnya yang dihuni 388 KK atau 2.165 jiwa, katanya.

Sebagian besar pengungsi menyatakan jenuh dan kesal selama berada di tenda-tenda pengungsian karena sarana sumber air bersih serta MCK tidak memadai.

Namun mereka tidak berani kembali ke rumah akibat lumpur dan lahar dingin dari atas tebing masih mengalir.

Para pengungsi lainnya pun minta segera direlokasi, karena beberapa perkampungan tidak mungkin lagi bisa dihuni penduduk, bahkan bisa terancam longsor susulan.

Kepala Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Cipta Karya kabupaten Garut, Ir H. Deni Suherlan, saat dihubungi terpisah mengemukakan, jajarannya masih melakukan kajian teknis sekaligus berupaya menyiapkan lokasi baru.(ANT/A038)

Pewarta: handr
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010