Washington (ANTARA News) - China tetap merupakan pemegang utama surat utang AS yang menggelembung tahun lalu, data revisi menunjukkan, setelah sebelumnya indikasi itu dikalahkan oleh spekulasi Jepang menggantikan motif Beijing.

Revisi data yang dikeluarkan Jumat oleh Departemen Keuangan AS menunjukkan bahwa sementara China telah mengurangi kembali kepemilikan obligasi AS, namun tingkat masih jauh di atas yang dikuasai Jepang.

China memegang 894,8 miliar dolar dalam sekuritas Treasury (obligasi negara AS) pada akhir Desember, lebih dari 755 miliar dolar yang diperkirakan di awal bulan. Tetapi masih direvisi turun dari 929,0 miliar dolar pada November.

Jepang pada Desember memegang 765,7 miliar dolar obligasi Treasury, sedikit turun dari perkiraan sebelumnya 769 miliar dolar.

Revisi yang tajam terjadi karena Departemen Keuangan AS melihat kepemilikan China dalam Treasury AS di pasar ketiga seperti Inggris dan Hong Kong, tidak diambil oleh perkiraan sebelumnya.

Kepemilikan China yang besar dalam obligasi Treasury AS telah memasang bel alarm dalam beberapa kalangan di Washington, dengan pembuat undang-undang peringatan bahwa melonjaknya utang AS menjadi sebuah risiko politik maupun ekonomi.

China telah memperingatkan pembalasan terhadap Amerika Serikat setelah Presiden Barack Obama menantang Beijing dengan menyetujui paket senjata untuk saingannya Taiwan dan pertemuan dengan pemimpin spiritual Tibet di pengasingan Dalai Lama.

Tetapi banyak analis AS berpendapat bahwa ancaman oleh China untuk memindahkan cadangan devisanya keluar dari surat utang pemerintah AS hanya menggertak karena kekuatan Asia itu butuh untuk mendapatkan tempat untuk kepemilikan cadangan devisanya.

Sebuah langkah serius menjauh dari Treasury AS akan memicu penurunan harga obligasi, akhirnya merugikan Beijing.

Beberapa ahli mengatakan bahwa membeli obligasi lebih tenang di negara-negara ketiga dapat membantu mengurangi kritik di China bahwa negara berinvestasi terlalu banyak dalam obligasi AS yang menghasilkan rendah.

Di Beijing pada Sabtu, Perdana Menteri China Wen Jiabao mengatakan dia berharap 2010 akan menjadi tahun yang damai untuk perdagangan dan hubungan ekonomi antara Amerika Serikat dan China, negara maju dan berkembang terbesar di dunia.

Nilai total kepemilikan asing pada sekuritas AS per akhir Juni 2009 adalah 9,7 triliun dolar, turun dari 10,3 triliun pada tahun sebelumnya, menurut data yang direvisi. (A026/A038)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010