Depok (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menyayangkan kericuhan pada Rapat Paripurna DPR RI di Gedung MPR/DPR Jakarta, dengan agenda penyampaian hasil akhir Panitia Angket Kasus Bank Century.

"Emosi jangan dilawan dengan emosi," kata Jusuf Kalla, usia memberikan kuliah umum dengan tema "Demokrasi dan Pemerintahan yang Efektif" di Kampus FISIP UI, Depok, Jawa Barat, Selasa.

Ia mengatakan, seharusnya permasalahan tersebut bisa diselesaikan dengan baik tanpa harus ada kericuhan yang terjadi.

Menurut dia, kericuhan tersebut bisa dihindari jika pemimpin bisa mengambil langkah-langkah yang bisa diterima semua pihak tanpa ada yang dirugikan.

Lebih lanjut Jusuf Kalla mengatakan bahwa pihak eksekutif tidak perlu khawatir dengan penyampaian hasil akhir Panitia Angket kasus Bank Century."DPR juga bagian dari negara," katanya.

Jusuf Kalla juga menilai untuk menjalankan pemerintahan tidak perlu koalisi dengan lebih dari 50 persen, tapi cukup 40 persen saja.

Ia berpendapat, koalisi yang terjadi di kabinet tidak sama dengan koalisi yang ada di DPR.

Hal senada juga dikatakan oleh Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI Bambang Shergi Laksmono. Ia mengatakan, kericuhan yang terjadi telah melukai hati rakyat yang menyaksikan secara langsung."Publik pasti kecewa dengan sikap politik anggota DPR," katanya.

Menurut dia, apa yang terjadi dalam penyampaian hasil akhir Panitia Angket Kasus Bank Century di DPR telah jauh dari relevansi kepentingan masyarakat banyak.

"Saya rasa DPR perlu belajar etika yang dilandasi cara kerja yang baik," katanya.(F006/A038)

Pewarta: mansy
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010