Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah pihak menilai kericuhan yang terjadi dalam Rapat Paripurna DPR RI, di Jakarta, Selasa, dapat menyebabkan penurunan kepercayaan publik terhadap lembaga wakil rakyat tersebut.

Julianto dari Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN) mengatakan, kericuhan yang terjadi tersebut menunjukkan anggota Dewan belum bisa mengelola perbedaan pendapat secara sehat dan dewasa.

"Meskipun mengatasnamakan kepentingan rakyat, tetapi mereka ternyata belum dewasa secara politik, gagal mengelola perbedaan pandangan antarkelompok dan kepentingan," katanya.

Menurut dia, kejadian tersebut merupakan contoh yang tidak baik bagi masyarakat dan dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat pada kerja DPR.

"Ini pembelajaran yang tidak baik bagi pengelolaan konflik," katanya.

Julianto menyarankan agar kasus kericuhan itu dibawa ke Badan Kehormatan DPR untuk ditindaklanjuti karena kejadian tersebut merupakan pelanggaran etika dan tata tertib DPR.

"Badan Kehormatan dapat memanggil mereka yang terlibat kericuhan. Kalau terbukti ada pelanggaran etik maka bisa dijatuhi sanksi," katanya.

Sementara itu, secara terpisah Koordinator Nasional Komite Pemilih Indonesia (Tepi) Jeirry Sumampow menilai, kericuhan yang terjadi merupakan penggambaran dari tidak profesionalnya anggota Dewan.

Ia berpendapat, kericuhan itu terjadi karena Ketua DPR Marzuki Alie yang memutuskan sidang secara sepihak.

"Kalau berantem seperti ini akan membuat citra DPR semakin menurun di mata publik," katanya.

Sementara itu, kericuhan pada rapat paripurna bermula setelah Ketua Panitia Angket Kasus Bank Century selesai membacakan laporan kesimpulan dan mengembalikan jalannya sidang kepada pimpinan sidang yakni Ketua DPR Marzuki Alie.

Saat itu sejumlah anggota DPR segera mengajukan interupsi dengan menghidupkan "speaker" dan berteriak-teriak, "Pimpinan, interupsi pimpinan".

Ketua DPR Marzuki Alie yang bertindak sebagai pimpinan sidang berusaha menengahi dengan mengatakan, "Kalau bicara satu-satu".

Namun, anggota DPR yang mengajukan interupsi bertambah banyak dan hal ini berlangsung selama beberapa menit.

Marzuki Alie kemudian tetap saja berbicara menjelaskan mekanisme rapat paripurna sementara anggota DPR makin banyak yang mengajukan interupsi. Ia pun lantas menutup sidang paripurna tersebut.

Sejumlah anggota DPR tampak tidak sabar sehingga maju ke depan menghampiri pimpinan sidang. Melihat hal itu sejumlah anggota DPR lainnya juga maju ke depan berusaha untuk melerai dan kericuhan pun terjadi.
(T.H017/R009)

Pewarta: mansy
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010