Jakarta (ANTARA News) - Meskipun hubungan antara Partai Demokrat dengan partai-partai mitra koalisinya jadi sorotan akibat perbedaan pendapat dalam menyikapi kasus Bank Century namun tak ada niat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membubarkan koalisi.

"Saya mengatakan, sampai kemarin (Selasa 2/2), saat bertemu presiden, saya lihat presiden belum ada pikiran atau keinginan untuk bubarkan koalisi, kenapa? karena membentuk koalisi bukan hanya kepentingan pemerintah, kata presiden, itu pendidikan politik buat demokrasi kita," kata Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi dan Media Heru Lelono kepada wartawan di Jakarta, Rabu malam.

Heru yang dihubungi pertelepon, menjelaskan pendidikan politik yang dimaksud Kepala Negara adalah memberikan pemahaman pada masyarakat bahwa ada partai yang mendukung pemerintah dan ada pula partai yang diluar pemerintahan.

"Itu untuk buat keseimbangan, jadi pikiran Presiden, yang terbaik adalah memperbaiki koalisi bila dirasakan ada hal-hal yang kurang sejalan, artinya koalisi tidak dibentuk untuk membebek pemerintah, tapi kritisi kerja pemerintah, tapi karena dalam satu kapal maka di bicarakan di satu kapal itu," katanya.

Ia menjelaskan, bila ada pandangan di masyarakat mengapa sesama partai koalisi namun kemudian berbeda dalam menyikapi satu masalah, Heru mengatakan itu menandakan memang harus ada yang diperbaiki.

"Nah mungkin penyamaan persepsi ini yang menurut presiden harus diperbaiki. (Presiden-red) kecewa tidak, yang baik adalah memperbaiki bila ada hal-hal yang tidak baik, sampai kemarin masih seperti itu," kata Heru.

Presiden Yudhoyono, menurut Heru, saat ini dalam posisi menunggu proses angket kasus Bank Century di DPR karena hal itu merupakan proses politik sehingga Presiden tidak bisa mencampurinya.

"Ini kan proses politik di DPR, sebetulnya termasuk presiden menunggu saja hasil yang diputuskan DPR, karena secara ketatanegaraan pemerintah tidak bisa ikut-ikutan, kan sudah di dalam DPR, jadi presiden tunggu, yang selama menunggu ya bekerja seperti biasa, tentu ikuti proses itu karena bila ada yang harus di respons," katanya.

Ia mengatakan membentuk koalisi penting tapi jauh lebih penting menjalankan program pemerintah untuk kepentingan rakyat, sehingga Presiden lebih menilai perlu ada perbaikan ketimbang membubarkan koalisi.(T.P008/ R009)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010