Jakarta (ANTARA News) - Partai Demokrat belum menentukan sikap terkait sikap sejumlah partai koalisi yang memilih opsi berbeda saat pemungutan suara dalam sidang paripurna kesimpulan pansus angket Bank Century, Rabu malam (3/3).

Ketua Bidang SDM Partai Demokrat Andi Mallarangeng di Jakarta Kamis siang mengatakan, sekarang akan dilakukan evaluasi baik terkait koalisi maupun internal partai.

"Kami akan evaluasi akan hal itu, baik evaluasi koalisi atau pun ke dalam internal kami sendiri. Dalam arti apa yang sudah kami lakukan dan harus dilakukan ke depan," kata Andi yang ditemui saat akan menghadiri Presidential Lecturer di Istana Negara Jakarta.

"Pokoknya kami akan evaluasi, opsi mana yang akan dilakukan, kami akan memikirkannya dengan baik. Banyak sekali opsinya. dari satu ke opsi lainnya, dalam konteks koalisi, hubungan dalam koalisi. Jadi prinsipnya partai demokrat akan beri respons yang jelas dan untuk perbaikan bangsa dan negara," katanya.

Meski tidak mengatakan kecewa, namun Andi menjelaskan partainya memetik pelajaran dari sidang paripurna yang berlangsung lebih dari 12 jam tersebut.

"Tentu koalisi ada etikanya, ada kesepakatan yang diambil sebagai awal dari pembentukan koalisi itu, kalau yang ada di luar kesepakatan itu, kami dari demokrat berhak melakukan evaluasi secara seksama dan dengan pikiran jernih demi bangsa dan negara," paparnya.

Andi menambahkan, "partai demokrat akan mengingat voting malam itu dengan semua sikap dari partai-partai terutama yang di dalam koalisi, kami akan evaluasi keseluruhan termasuk koalisi itu sendiri, apa yang terbaik yang harus kita lakukan ke depan."

Sementara itu Sekjen Partai Demokrat Syarifuddin Hassan mengatakan pihaknya tidak akan terburu-buru dalam bersikap dan memilih untuk melakukan konsolidasi ke dalam.

"Yang jelas presiden akan menjelaskan sikap bagaimana mengenai hasil pansus, pada intinya presiden akan menghargai hasil pansus, saya tak tahu bagimana jelasnya nanti kita lihat nanti malam. Presiden akan menjelaskan secara keseluruhan bagiamana itu pansus," katanya.

Kecewa

Sementara itu Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Radjasa mengatakan ada kekecewaan atas hasil sidang paripurna DPR.

"Tentu saya manusiawi sekali kalau saya mengatakan kekecewaan, but its life, that politic buat saya kejujuran, keikhlasan, kebenaran, kesetiaan itu adalah fundamental kehidupan," katanya.

Meski demikian, Hatta mengatakan hal yang terjadi dalam paripurna lalu bukanlah akhir dari segalanya.

"Sementara tak ada kegagalan koalisi. Dalam kehidupan biasa, kadang-kadang kita harus menghadapi realitas seperti ini, kita tak boleh mengatakan ini adalah satu akhir dari satu kiamat, tidak. Ini biasa dalam kehidupan," paparnya.

Sementara itu Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suryadharma Ali mengatakan mencari kebenaran tidak bisa melalui voting.

"Jadi kedua opsi A Dan C itu sebetulnya keduanya baik. Secara substansi hanya ada perbedaan-perbedaan yang sedikit saja, tidak ada yang sangat krusial, substansial. Karena itu saya menyebutkan bahwa PPP menginginkan ada opsi lain tapi opsi lain itu kan tidak dimungkinkan," katanya.

Suryadharma yang ditemui di Istana Negara dan hadir pada Presidential Lecturer Kofi Annan tersebut menambahkan ia menyadari dari setiap pilihan tentu ada resikonya.

Namun, ketika disinggung kemungkinan reshuffle, Suryadharma mengatakan hal itu merupakan hal prerogratif presiden.

"Begini ya, saya ambil prinsip dasarnya saja, kalau soal reshuflle itu hak preogatif Preisden, jadi kalau ada masalah atau ada masalah century, kalau Presiden pandang perlu ada reshufle ya itu akan dilakukan. Berkoalisi atau tidak berkoalisi, kala beliau pandang perlu ada reshufle yang dilakukan," katanya.

(T.P008/S026)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010