Padang (ANTARA News) - Pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Dr Damsar mengatakan, pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Kamis (4/3) malam, merupakan bagian dari politik pencitraan.

"Pidato SBY itu bagian dari politik pencitraan. Apa yang disampaikan merupakan pengulangan-pengulangan apa yang dilontarkan Fraksi Partai Demokrat di DPR. Bedanya, pidato SBY dikemas dalam versi berbeda," kata Damsar di Padang, Jumat.

Menurut dia, dari materi yang disampaikan SBY pada pidatonya, menunjukkan bahwa SBY sangat paham psikologi masyarakat Indonesia.

"Dalam psikologis massa di Indonesia, kesimpulan terakhir merupakan yang sering diingat masyarakat. Jadi siapa yang terakhir menyampaikan informasi terakhir, itulah yang ditangkap dan diingat masyarakat," kata Ketua Program Studi Administrasi Negara Unand itu.

Mantan Dekan FISIP Unand itu menilai, SBY saat ini ingin bermain dalam tataran pencitraan, agar tidak muncul gejolak di tengah-tengah rakyat Indonesia.

Menyoal pernyataan SBY bahwa pengucuran dana ke Bank Century sebagai upaya menyelamatkan Indonesia dari krisis, Damsar mengatakan, itu merupakan bagian dari pengulangan yang disampaikan Fraksi Demokrat di DPR.

Namun, kata dia, dalam rapat di DPR argumen-argumen itu telah terbantahkan oleh fraksi-fraksi lain.

Ditanya perkembangan politik selanjutnya, ia mengatakan, tergantung dari respon pihak terkait dalam menanggapi apa yang direkomendasikan DPR.

Terkait nasib koalisi, Damsar mengatakan, dari pernyataan Presiden memperlihatkan hubungan yang sejuk dengan mitra koalisi. "Namun kita tidak tahu, apakah hanya sejuk di luar, sementara di dalam panas," ujarnya.
(O003/B010)

Pewarta: bwahy
Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2010