Kuala Lumpur, (ANTARA News) - Oposisi Malaysia yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim kembali meraih kemenangan pada "Pemilu Kecil" di Kuala Terengganu (KT) dimana calon dari Pakatan Rakyat (oposisi) Mohd Abdul Wahid Endut mengalahkan calon dari UMNO dan Barisan Nasional, Wan Ahmad Farid dan calon independen Azharudin Mamat.

Pengurus SPR (Suruhanjaya Pilihan Raya), KPUD di Kuala Terengganu, Wan Mustapha Wan Hassan mengumumkan kemenangan calon PAS (partai Islam Se-Malaysia) atau PR (Pakatan Rakyat) Mohd Abdul dengan perolehan 32.883 suara di stadion negeri Terengganu, Sabtu malam sekitar jam 21.30.

Sementara lawannya dari UMNO atau BN Wan Ahmad Farid memperoleh 30.252 suara dan calon independen Azharudin Mamat hanya mendapat 193 suara. Hal ini menunjukan bahwa calon dari oposisi menang besar dengan selisih suara 2.631 dari kandidat BN.

Kekalahan BN ini tentu saja sangat memukul wakil PM Najib Tun Razak dan BN karena Pemilu kecil di Kuala Terengganu, merupakan tolok ukur. Kemajuan oposisi selama ini dituduhkan karena kelemahan presiden UMNO dan BN Abdullah Ahmad Badawi.

Badawi kemudian tidak mencalonkan atau tidak memperpanjang jabatannya sebagai presiden UMNO pada musyawarah nasional yang akan dilaksanakan Maret 2009. Tujuannya ialah untuk memberikan jalan kepada wakilnya Najib Tun Razak.

Najib sudah pasti akan menjadi presiden UMNO pada musyawarah nasional UMNO nanti karena tidak ada lawan atau kandidat lain yang memperebutkan kursi presiden UMNO. Siapa yang menjadi presiden UMNO otomatis presiden koalisi BN dan otomatis menjadi PM Malaysia.

Oleh sebab itu Pemilu kecil di KT, salah satu distrik di negara bagian Terengganu, menjadi tolok ukur bagi Najib. Jika BN menang maka Najib dapat mengklaim bahwa betul kemerosotan UMNO dan BN akibat kelemahan Abdullah Badawi. Jika menang, Najib bisa klaim bahwa rakyat mendukung Najib sebagai PM Malaysia mendatang.

Nama besar Najib dan pengaruhnya dipertaruhkan karena ketua tim sukses BN di Kuala Terengganu adalah dia sendiri maka kekalahan itu bisa ditafsirkan sebagai tanda rakyat tidak mendukung Najib sebagai PM Malaysia yang baru.

Hampir dua minggu Najib berkampung di KT agar calon BN menang. Semua menteri juga berkampung mendukung upaya Najib, sang calon PM Malaysia baru. PM Abdullah Badawi hanya sekali-sekali turun ke KT untuk juga memberikan dukungan.

Tapi sayang Pemilu kecil itu rakyat lebih memilih oposisi atau kandidat dari PAS dan koalisi PR. Ketika ditanya para wartawan pada jumpa pers setelah pengumuman hasil Pemilu kecil itu, Najib menolak analisa kekalahan pada Pemilu kecil di KT sebagai bukti rakyat tidak yakin akan kepemimpinannya sebagai calon PM Malaysia baru.

Dengan berkelit, Najib mengatakan terlalu banyak faktor yang menyebabkan BN kalah pada Pemilu kecil di Kuala Terengganu. Terlalu awal menganalisa faktor-faktor kekalahan. Nanti akan diketahui faktor kekalahannya apa. Ia juga menegaskan kekalahan ini tidak akan dibawa pada musyawarah nasional BN bulan depan.

Dalam jumpa pers itu, selain Najib hadir juga para petinggi UMNO dan BN di antaranya Sekjen UMNO Adnan Tengku Mansor; Menteri Besar Terengganu Ahmad Said; Ketua Wanita Umno Rafidah Aziz; Ketua Pemuda Umno Hishamuddin Hussien, dan Presiden Gerakan (partai koalisi BN) Koh Tsu Koon. Semua mukanya muram mendengar kekalahan itu.



Kemenangan Oposisi

Pemilihan kecil di Kuala Terengganu juga penting bagi oposisi atau pakatan rakyat (PR) yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim. PR merupakan koalisi 19 partai politik yang dimotori tiga Parpol besar yakni PKR (partai keadilan rakyat), DAP (Democratic Action Party) dan PAS (partai Islam Se-Malaysia) yang lahir menjelang Pemilu 8 Maret 2008.

Sejak hasil Pemilu nasional di Malaysia, 8 Maret 2008, PR telah meningkat drastis perolehan kursi di parlemen dari 20 kursi menjadi 81 kursi dari total kursi sebanyak 222 kursi.

Selain itu, oposisi semulanya hanya menguasai negara bagian Kelantan tetapi setelah itu lima negara bagian yakni Kelantan, Selangor, Pulau Pinang, Kedah dan Perak termasuk Kuala Lumpur sebagai daerah khusus dikuasai atau dimenangkan oposisi.

Hampir satu tahun, tepatnya 10 bulan oposisi makin kuat posisinya dalam percaturan politik nasional Malaysia. Ada lima negara yang diperintah oleh oposisi. Pemilu kecil di KT menjadi tolok ukur apakah kepemimpinan atau peranan oposisi semakin diterima rakyat atau tidak.

Sama halnya dengan BN, seluruh pimpinan oposisi seperti Anwar Ibrahim, presiden PAS Abdul Hadi Awang, pemimpin senior DPA Lim Kit Siang dan Sekjennya Lim Guan Eng, Wan Azizah Wan Ismail berkampanye dan berkampung di KT agar calon oposisi menang. Tapi mereka tidak segigih dan selama seperti Najib yang berkampung di KT.

Hasilnya Pemilu kecil di KT ternyata memenangkan pihak oposisi. Oposisi kembali menang. Anwar Ibrahim langsung mengklaim bahwa kemenangan Pemilu di KT merupakan gambaran bahwa rakyat haus dengan perubahan.

"Saya mengucapkan beribu-ribu terima kasih kepada rakyat Kuala Terengganu yang telah memilih calon oposisi. Ini merupakan bukti bahwa rakyat menuntut suatu perubahan," tegas Anwar.



Latar Belakang

Najib wajar merasa terpukul atau tertampar keras dari hasil Pemilu kecil di KT karena dari dua Pemilu Nasional yakni tahun 2004 dan 2008, kursi parlemen dari distrik Kuala Terengganu selalu dimenangi oleh calon UMNO atau BN.

Kuala Terengganu sebagai salah satu distrik di negara bagian Terengganu merupakan negara bagian yang dikuasai oleh UMNO dan BN. Ketika Najib menjadi ketua tim sukses dan calon "pasti" PM Malaysia baru ternyata kursi parlemen di KT malah beralih ke oposisi atau PAS.

Adanya Pemilu kecil di KT karena anggota parlemen Razali Ismail dari UMNO meninggal dunia 28 November 2008 setelah terkena serangan jantung ketika lagi main badminton. Razali Ismail yang juga wakil menteri pendidikan Malaysia berhasil merebut dan mempertahankan kursi itu pada Pemilu 2004 dan 2008.

Oleh karena Razali meninggal dan berdasarkan sistem politik di Malaysia harus diisi dengan cara melakukan Pemilu kecil atau lokal, bukan diisi oleh orang lain yang ditunjuk Parpol, maka SPR harus melakukan pemilihan lagi di tingkat lokal. (*)



Oleh oleh Adi Lazuardi
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2009