Pandeglang (ANTARA News) - Kalangan distributor dan agen pupuk di Kabupaten Pandeglang, Banten, mengeluhkan cara pihak produsen yang tidak mengirimkan pupuk sampai ke gudang mereka.

"Kita minta agar pihak produsen mengirimkan pupuk sampai gudang lini ketiga atau hingga gudang kami," kata Dadang, salah seorang distributor pupuk di Kabupaten Pandeglang ketika dikonfirmasi, Minggu.

Selama ini pihak PT Pupuk Sriwijaya hanya mengirimkan pupuk sampai gudang miliknya, sehingga para distributor harus mengambil sendiri ke gudang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut.

Dadang juga mengeluhkan penyaluran pupuk bersubsidi yang hampir setiap tahun tidak pernah sesuai kuota yang telah diberikan pemerintah.

"Kuota pupuk bersubsidi di Pandeglang setiap tahun penyerapannya tidak sampai habis, ini disebabkan karena rumitnya pengurusan untuk mengambil pupuk tersebut," ujarnya.

Menurut dia, persyaratan menggunakan rencana depenitif kebutuhan kelompok tani (RDKK) untuk mengambil pupuk bersubsidi tersebut menjadi salah satu penyebab rendahnya penyerapan pupuk di Pandeglang.

Agar penyerapan pupuk bersubisidi bisa lebih baik, ia mengharapkan agar ke depan ada penyederhanaan dalam proses pengambilan dan tidak perlu lagi menggunakan persyaratan RDKK.

"Berdasarkan Keputusan Menteri Perdagangan RI, RDKK itu hanya berlaku untuk mengambil pupuk pada tingkat kios, jadi bagi distributor dan agen tidak perlu," ujarnya.

Juned, salah seorang pemilik kios pupuk di Pandeglang juga mengharapkan agar pengambilan pupuk bersubsidi tidak perlu dipersulit sehingga para petani bisa dengan mudah mendapatkan pupuk tersebut.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang Cahyan Sofyadi secara terpisah menjelaskan, realisasi penyerapan urea bersubsidi di Kabupaten Pandeglang 25.920 ton atau 85 persen dari kuota yang diberikan pemerintah untuk daerah itu sebanyak 30.482 ton.

Menurut dia, meski realisasi penyaluran tidak mencapai 100 persen namun tidak pernah terjadi kekurangan pupuk pada tingkat petani di daerah itu.

"Kita tidak pernah kekurangan pupuk, jadi walaupun realisasinya tidak sampai 100 persen, tapi sudah bisa memenuhi kebutuhan para petani," katanya.

Ia juga menjelaskan, dari seluruh jenis pupuk bersubsidi yang dialokasikan untuk kabupaten tersebut tidak ada satupu yang penyalurannya mencapai 100 persen.

Untuk jenis SP-36 misalnya dari total kuota 10.146 ton, yang terserap hanya 90 persen, ZA dari jatah 2.034 ton realisasi penyalurannya hanya 17 persen, pupuk organik dari 7.084 ton yang terserap 46 persen.

Penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Pandeglang dilakukan oleh enam distributor yakni CV Anugrah Putra Kembar, CV Sinar Malingping Putra, CV Sumber Mulya Abadi, PT Mega Eltra, PT Pertani (Persero) dan PT Pulosari Makmur Lestari.

Masing-masin distributor memiliki daerah binaan atau tempat penyaluran sendiri, seperti PT Pertani melayani kebutuhan pupuk di Kecamatan Cadasari, Koroncong, Karangtanjung, Majasari dan Pandeglang.

Kemudian PT Pulosari Makmur Lestari penyalurannya di Kecamatan Cipeucang, Cisata, Menes, Pulosari, Cikedal dan Saketi, PT Mega Eltra di Kecamatan Carita, Jiput, Kaduhejo, Labuan dan Mandalawangi.

"Karena masing-masing distributor telah memiliki daerah penyaluran maka tidak mungkin terjadi tumpang-tindih," katanya.
(T.S031/R009)

Pewarta: handr
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010