Yogyakarta (ANTARA News) - Tiga pesawat penumpang batal mendarat dan dua lainnya urung tinggal landas di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta ketika hujan deras mengguyur daerah itu, Rabu siang.

"Kondisi cuaca hujan deras disertai angin ini membuat kami harus menutup sementara lalu lintas penerbangan di Bandara Adisutjipto karena jarak pandang hanya sekitar 500 meter dan akibatnya ada lima aktivitas penerbangan yang terganggu," kata Manajer Operasional PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Adisutjipto Yogyakarta Halendra PW, Rabu sore.

Menurut dia, akibat jarak pandang terbatas tiga pesawat batal mendarat dan harus berputar-putar di sekitar bandara dan dua lainnya belum bisa tinggal landas sambil menunggu cuaca normal.

"Pesawat Garuda nomor penerbangan 212 jurusan Jakarta-Yogyakarta gagal mendarat di bandara itu dan pesawat Garuda tersebut akhirnya batal mendarat di Yogyakarta serta diputuskan balik ke Bandara Soekarno-Hatta," katanya.

Menurut dia, kemudian pesawat Mandala nomor penerbangan 349 jurusan Balikpapan-Yogyakarta. Pesawat Mandala ini sampai sekarang belum bisa mendarat dan masih menunggu jarak pandang aman serta Wing Air nomor penerbangan 1812 dari Bandung juga gagal mendarat..

"Dua pesawat lainnya yang gagal tinggal landas adalah pesawat Garuda nomor penerbangan 211 tujuan Jakarta dan Lion nomor penerbangan 557. Kedua pesawat itu masih sampai sekarang masih menunda penerbangan dan masih parkir di Bandara Adisutjipto Yogyakarta," katanya.

Staf Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Bambang Subadio, mengatakan, BMKG sebelumnya sudah menyampaikan peringatan bahwa 9 hingga 11 Maret akan muncul cuaca ekstrim di Sumatera dan Jawa.

"Cuaca ekstrem ini diakibatkan karena pergeseran angin Monsun Asia yang menuju ke Australia dan angin Monsun yang dari Australia menuju ke Asia," katanya.

Ia mengatakan, pulau Jawa dan Sumatera adalah lokasi pertemuan Monsun Asia dan Monsun Australia sehingga mengakibatkan tekanan angin di atmosfir itu rendah.

"Pertemuan ini yang kemudian menimbulkan awan sangat cepat. Akibatnya terjadi hujan deras, karena hujan deras maka otomatis jarak pandang sangat pendek," katanya.

(U.V001/S026)

Pewarta: surya
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010