Jakarta (ANTARA News) - RS Jantung Harapan Kita Jakarta yang kini bernama Pusat Jantung Nasional Harapan Kita (PJNHK) dalam usia ke-25 tahun telah berhasil mengembangkan diagnosik non bedah dan bedah yang kemampuanbya sejajar dengan negara-negara lain di dunia.

Kepala tim unit pelayangan fungsional (UPF) Diagnostik Invasif dan Intervensi Non-Bedah (DI-INB) PJNHK Dr dr Yoga Yuniadi, SpJP mengemukakan hal itu di Jakarta, Rabu, didampingi Dirut PJNHK Dr dr Anwar Santoso, SpJP, Direktur Pelayanan Medik dr Anna Ulfah Rahajoe, SpJP, Direktur Penunjang Pelayanan dr Nurharyono, SP JP, Direktur Umum dan SDM dr Lies Lia Hastuti, Sp JP dan Dr Dicky Hanafy, Sp JP.

"Tatalaksana penyankit jantung kini berkembang pesat, baik yang menggunakan medika-mentosa (obat-obatan), intervensi non-bedah dan tindakan bedah. Penangangan penderita jantuan secara non-bedah rata-rata per tahu di PJNHK mendapai 7.500 orang, sedang yang memilih tindakan bedah sekitar 1.500 orang," kata Yoga Yuniadi.

Menurut dia, tindakan non-bedah dilakukan dengan cara pemakaian alat medis tertentu yang dimasukkan ke dalam tubuh khususnya jantung dan pembuluh darah yang digunakan untuk memperbaiki berbagai kelainan di jantung baik bersifat anatomik maupun fungsional.

"Melalui intervensi non-bedah, memiliki kelebihan dibanding bedah, seperti praktis dan efektif, masa rawat inap yang lebih singkat, rasa nyaman yang lebih baik dan biaya yang lebih murah, dan tingkat kegagalan kurang dari satu persen" katanya.

Data dan Riset Kesehatan Dasar 2007 menyebutkan bahwa penyakit jantung masih merupakan penyebab utama dari kematian terbanyak pasien di rumah sakit Indonesia, sedangkan faktor penyakit penyebab jantung koroner yakni berasal hipertensi mencapai 39 persen dan diabetes melitus 5 persen. Prevalensi penderita stroke mencapai 27 persen dan jantung koroner 9 persen.

Sedangkan, data di PJNHK tahun 2009, jumlah kasus penyakit jantung koroner mencapai 25 persen dan gagal jantung 18 persen. Jumlah SDM PJNHK antara lain 38 dr spesialis jantung, 9 dr ahli bedah jantung, 12 dr ahli anestesia, dan ratusan perawat mahir. RS PJNHK masuk kategori RS bertipe A.

Jenis penyakit jantung yang dapat ditangai non-bedah, yakni jantung koroner (penyempitan pembuluh darah koroner), jantung katub, aritimia (gangguan sistem listrik jantung), jantung kongenital (kelainan struktur anatomi jantung), kardiomiopati (otot jantung), penyakit jantung berkaitan infeksi, seperti tiroid, diabetes melitus.

Yoga Yuniadi menambahkan, UPF DNI-IMB PJNHK juga telah memperkenalkan dua jenis layanan baru untuk memperluas pelayana kesehatan jantung, yaitu ablasi septal dan penanaman sel punca (stem cell).(R009/AR09)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010