Jakarta (ANTARA News) – HIJ’D Insitut menyambut baik kinerja Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang telah menangkap gembong teroris Dulmatin di Pamulang, Banten, Selasa (9/3) kemarin, karena telah bekerja keras menangkap tersangka teroris Dulmatin kendati dalam keadaan tewas.

"Kerja keras Kinerja Polri patut mendapatkan apresiasi yang tinggi, meski dalam penyergapannya tersebut Dulmatin tertangkap dalam keadaan tewas," kata Pendiri HIJ’D Institut Suhendra Ratu Prawiranegara di Jakarta, Rabu.

Dia menegaskan, tertangkapnya Dulamatin akan berdampak bahwa ruang gerak kepada teroris lainya menjadi lebih sempit, tetapi pergerakan teroris di Indonesia harus diwaspadai bersama.

Ketika diminta tanggapannya tentang komentar miring atas pidato Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) di depan parlemen Australia, Suhendra menyatakan, bahwa pidato SBY didepan parlemen Australia yang menyebutkan bahwa Dulmatin sudah tertangkap di Indonesia itu adalah hal yang wajar.

"Saya berpendapat bahwa pidato Presiden Yudhoyono di depan parlemen Australia itu hal yang wajar dan tidak ebihan. Sebagai Kepala Negara, Presiden SBY berhak untuk mengekspresikan kegembiraanya di manapun," katanya.

Suhendra mengatakan, dalam tataran pemerintahan jika seorang kepala negara pergi ke luar negeri melakukan tugas kenegaraan, ada Wakil Presiden Boediono dan Kapolri juga sudah melakukan keterangan kepada masyarakat.

Dia mengatakan, penangkapan teroris tersebut tidak ada kaitannya dengan pengalihan kasus Bank Century dan menjelang kedatangan Presiden AS Barack Obama ke Indonesia.

"Penangkapan teroris ini bukan pengalihan isu Bank Centruy. Karena, teroris sudah lama ada di Indonesia. Sedangkan kasus Bank Century baru terjadi belakangan ini," ujarnya.(Ant/R009)

Pewarta: rusla
Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2010