Bandung (ANTARA News) - Persib Bandung terancam mendapat hukuman bertanding tanpa penonton dan denda yang dijatuhkan oleh Tim Disiplin PSSI akibat ulah pendukungnya.

Ketua Panitia Pelaksana Persib, Risha, di Bandung Jumat mengatakan, ancaman sanksi terkait ulah penonton yang melakukan tindakan rasis dan pelemparan botol ke bangku pemain dan ofisial Bontang FC pada pertandingan Liga Super Indonesia Persib Bandung VS Bontang FC, Kamis (11/2), di Stadion si Jalak Harupat.

"Pihak Bontang merasa terintimidasi oleh tindakan tersebut, dan akan mengajukan laporan tertulis ke Timdis PSSI," kata Risha.

Menurut dia, hingga sekarang belum ada panggilan resmi dari PSSI kepada Panpel Persib, namun mereka menyatakan siap bila nanti ada panggilan tertulis.

"Bila ada panggilan, kami siap bertanggung jawab dan menjelaskan apa yang terjadi," katanya.

Risha mengatakan, hal yang krusial dari masalah ini adalah Persib masih mempunyai lima laga kandang yang terancam tidak bisa disaksikan bobotoh.

"Yang pasti kita akan dapat peringatan keras dan denda. Hukuman tanpa penonton memang tergantung pertimbangan PSSI nanti, semoga saja tidak kejadian," katanya.

Untuk itu, dia mengatakan, pihaknya mengimbau agar pada pertandingan melawan Arema Malang, Minggu (14/3), para bobotoh tidak melakukan tindakan anarkisme, rasisme, dan vandalisme yang bisa merusak stadion.

"Kemarin juga di stadion ada kerusakan oleh para penonton yang tidak bertiket. Kami akan terus melakukan sosialisasi tentang rasisme pada bobotoh dan melakukan koordinasi dengan klub-klub pendukung," katanya.

Menurut dia, dalam laga melawan Arema Malang tidak ada penambahan personil keamanan.

"Kami bekerja sama dengan polisi dan sudah siap 800 personil. Kami juga akan optimalkan pemeriksaan personal dan sterilisasi pada penonton sebelum memasuli stadion," kata Risha menjelaskan.

Ancaman hukuman itu menambah hukuman Persib Bandung yang sedang menjalani masa percobaan dan denda Rp 250 juta akibat tindakan rasisme yang dilakukan bobotoh.

(ANT/S026)

Pewarta: mansy
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2010