Washington (ANTARA News) - Penasehat senior Presiden AS Barack Obama, Ahad, mengecam rencana Israel untuk membangun rumah baru di Jerusalem Timur karena hal itu merusak proses perdamaian.

"Ini adalah penghinaan. Ini adalah penghinaan tapi yang paling penting, itu merusak upaya yang sangat rapuh untuk mewujudkan perdamaian," kata David Axelrod dalam acara NBC, Meet the Press, Ahad.

"Kami baru saja memulai pembicaraan kedekatan, yaitu diplomasi ulang-alik antara Palestina dan Israel, dan pengumuman yang dikeluarkan sungguh merusak," katanya.

Pemerintah Obama sangat marah dengan tindakan pemerintah Israel menyetujui pembangunan 1.600 rumah di Jerusalem Timur, Selasa (9/3), ketika Wakil Presiden AS Joe Biden berusaha mendorong Israel dan Palestina melanjutkan pembicaraan perdamaian.

Biden dan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton telah mengutuk tindakan Israel; Hillary menggambarkannya sebagai "tanda sangat negatif" mengenai pendekatan Israel bagi hubungan dengan Washington.

Pemerintah Obama telah melakukan tekanan atas pemerintah Israel dan Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) agar melanjutkan pembicaraan sehingga kedua pihak dapat mencapai kesepakatan perdamaian langgeng yang mengarah kepada berdirinya negara Palestina merdeka dalam waktu dua tahun.

Presiden PNA Mahmoud Abbas berkeras bahwa pembicaraan takkan dilanjutkan sampai pemerintah Israel sepenuhnya menghentikan pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat Sungai Jordan, sementara pihak Israel menuduh PNA menetapkan prasyarat bagi pembicaraan dan menyatakan "akan menjamin pertumbuhan alamiah permukiman Yahudi".

Setelah pengumuman Israel untuk membangun rumah baru di Jerusalem Timur, PNA memutuskan untuk membekukan pembicaraan tak langsung dengan Israel, yang diperantarai oleh utusan khusus AS George Mitchell setelah penengahan alot ulang-alik antara Israel dan Palestina.(C003/A038)

Pewarta: adit
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2010