Islamabad (ANTARA News/Xinhua-OANA) - Pakistan pada Senin menolak laporan suratkabar Amerika Serikat (AS), Washington Post, mengenai keterkaitan antara ilmuwan nuklir terkenal Pakistan dan pengembangan nuklir Iran.

Harian Washington Post mengklaim bahwa Dr Abdul Kadeer Khan dalam dokumen yang diperoleh suratkabar itu menyebutkan, Pakistan telah memberikan kepada Iran gambar terkait bom Iran, bagian-bagian mesin pemisah untuk pemurnian uranium dan satu daftar rahasia pemasok nuklir seluruh dunia.

"Ini merupakan paket lain cerita fiktif," kata Abdul Basit, jurubicara Kementerian Luar Negeri Pakistan.

Sebelumnya, Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari, menegaskan bahwa program nuklir Iran sepenuhnya bertujuan damai.

Dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita Iran, IRNA, Presiden Pakistan itu mengatakan Iran telah memulai rencananya bagi pengembangan lebih lanjut program nuklir dengan tujuan sepenuhnya damai karena Teheran tak perlu memiliki senjata nuklir.

Menurut dia, Pakistan dan Iran adalah dua negara regional dan tidak satu pun perlu memiliki senjata nuklir.

Teheran dan Islamabad mengambil manfaat dari teknologi ini semata-mata untuk tujuan damai, terutama buat menghasilkan listrik, ujar Zardari.

Presiden Zardari memusatkan perhatian pada kerja sama perbatasan dan keamanan kedua negara.

"Masalah keamanan dan berbagai masalah lain, terutama wilayah perbatasan selama beberapa dasawarsa terakhir telah memperlihatkan bahwa negara kami berdua memiliki keprihatinan yang sama yang dapat diselesaikan semata-mata dengan mengandalkan interaksi erat dan kerjasama luas," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa Teheran dan Islamabad mendorong kerja sama dan pertukaran pandangan, dapat memberi sumbangan bagi kestabilan situasi di wilayah perbatasan dan menghalangi jalur pengacau dan penyelundup.
(T.M043/B002/P003)

Pewarta: rusla
Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2010